1. Bagaimana cara anda memperlakukan murid dengan berbagai macam karakter dan kepribadian?
A.Memberikan materi seperti apa adanya dalam MGMP
B.Membuat kelompok-kelompok diskusi
C.Memberikan materi dengan memperhatikan keragaman yang ada
D.Memberi apresiasi dan dorongan sesuai kemampuan masing-masing anak
2. Apakah yang menjadi dasar bagi anda dalam penerimaan siswa?
A.Kemampuan akademik berupa baca dan tulis
B.Umur dan Kemampuan mental atau psikologi untuk belajar hal baru
C.Kemampuan sosialisasi dengan teman dan guru
D.IQ dan hasil test kecerdasan
3. Inovasi merupakan suatu perubahan baru yang secara kualitatif berbeda dengan yang ada sebelumnya, disengaja, untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh .
A.Santosa S. Hamidjaja
B.Mattew B. Milers
C.Sumantri Mulyani
D.Rabbin
4. Suatu sistem sosial yang secara jelas mempersyaratkan kelompok orang/geografis melaksanakan suatu inovasi merupakan . . . .
A.Kegiatan pemeliharaan terbatas
B.Fasilitas fisik
C.Ukuran kewilayahan
D.Penggunaan waktu
5. Proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dimana penerima
pesan dan pengirim pesan mempunyai latar belakang berbeda, baik dari latar belakang sosial budaya, agama, pendidikan, karakteristik lain
disebut . . . .
A.Heterofil
B.Homofil
C.Holomofil
D.Homogen
6. Adalah proses komunikasi dimana terjadi pembagian informasi bersama untuk mencapai suatu kesepakatan bersama, pernyataan tersebut termasuk
komunikasi . . . .
A.Linier
B.Kontradiktif
C.Konvergen
D.Collective
7. Adanya saling pemahaman dalam komunikasi konvergen termasuk ke dalam komunikasi . . . .
A.Information
B.Convergence
C.Mutual Understanding
D.Network Relationship
8. Tahap pada saat individu/kelompok mulai membentu sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi dikategorikan . . . .
A.Tahap pengetahuan (kowledge)
B.Tahap bujukan (persuasion)
C.Tahap pengembalian keputusan (decision making)
D.Tahap implementasi (implementation)
9. Mengaitkan berbagai struktur dan hubungan antar manusia dalam organisasi untuk inovasi pendidikan termasuk ke dalam . . . .
A.Tujuan yang ingin dicapai
B.Prosedur yang digunakan
C.Kondisi normatif
D.Struktur sosial
10. Ciri utama dari inovasi dalam pendidikan adalah kekhasan, kebaharuan, terencana dan mempunyai tujuan. Salah satu contoh dari penerapan bidang pendidikan tahun 2000-an adalah . . . .
A.Pembelajaran Kelas Rangkap
B.Lesson Study
C.PAKEM
D.CBSA
Selasa, 31 Juli 2012
Minggu, 29 Juli 2012
Occupation
Occupation artinya
nama-nama pekerjaan atau apa yang dilakukan orang untuk mendapatkan uang
atau sekedar melepaskan hobi. Di bawah ini hanya beberapa contoh
jenis-jenis pekerjaan dalam Bahasa Inggris:
- Actor/Actress = Bintang Film Pria/Bintang Film Wanita
- Astronaut = Astronot
- Author/Authoress = Penulis Pria / Wanita
- Baker = Tukang Roti
- Barber = Tukang Pangkas
- Beautician = Ahli Kecantikan
- Biologist = Ahli Biologi
- Bricklayer = Tukang Batu
- Builder = Tukang Bangunan
- Bus Driver = Supir Bus
- Butcher = Tukang Daging
Silahkan download bentuk memo untuk dipelajari pada kelas XII SMK
Contoh Memo Bahasa Inggris PPT dan Soal Latihan
Contoh Memo Bahasa Inggris PPT dan Soal Latihan
Di dalam pelajaran bahasa Inggris terdapat materi tentang Memo. Memo adalah suatu pesan ringkas. Lengkapnya, memo itu ialah pesan yang ditulis seseorang dengan singkat, jelas, dan mudah untuk dipahami.
Menurut
pemakaian Memo, Memo Bahasa Inggris ada yang bersifat resmi dan adapula
yang bersifat pribadi (tidak resmi). Contoh Memo bersifat resmi dipakai
sebagai surat pernyataan dalam hubungan resmi dari seorang atasan
kepada bawahannya. Sedangkan, Contoh Memo bersifat pribadi dipakai
sebagai nota atau surat pernyataan tidak resmi antar teman, saudara,
atau orang lain yang memiliki hubungan akrab.
1. With new technology, cameras can take pictures of underwater valleys …… color.
- A. within
- B. for
- C. in
- D. by
2. Physical fitness exercises can cause injuries …… the participants are not careful.
- A. that
- B. and
- C. for
- D. if
3. Black, red, and even bright pink diamonds ……
- A. occasionally to find
- B. occasionally found
- C. have occasionally been found
- D. have occasionally found
Sabtu, 28 Juli 2012
Berikut ini adalah beberapa contoh kisi-kisi soal UKG 2012 yang dapat anda gunakan sebagai bahan latihan sebelum mengerjakan ujian tes yang sesungguhnya.
1. Komponen suatu karya tulis ilmiah bervariasi sesuai dengan jenis karya tulis ilmiah dan tujuan penulisannya, namun pada umumnya semua karya tulis ilmiah mempunayi komponen
a. daftar pustaka
b. abstrak
c. daftar tabel
d. lampiran
2. Dalam karya tulis ilmiah, penulis bersikap netral, obyektif, dan tidak memihak. Sikap ini sesuai dengan hakikat karya tulis ilmiah yang merupakan kajian berdasarkan pada, kecuali
a. fakta atau kenyataan
b. argumentasi
c. teori yang diakui kebenarannya
d. data empirik/hasil penelitian
Preference adalah ungkapan perasaan yang menyatakan lebih suka daripada yang lainnya
Rumus:
1. Prefer
Rumus:- Subject + Prefer + to infinitive
- Subject + Prefer + Nouns + to + Nouns
- Subject + Prefer + Gerund + to + Gerund
- They prefer to go now
- My mother prefers lemon to orange
- She prefers watching TV to listening to the radio
Rumus:
Sabtu, 21 Juli 2012
Penutupan MOPDB di SMK Sumpah
Pemuda Tahun Pelajaran 2012/2013 dilaksanakan secara meriah dihadiri oleh seluruh dewan guru
dan para siswa aktif sampai alumni yang telah lulus beberapa tahun yang lalu
turut memeriahkan acara tersebut sebagai bentuk kecintaan mereka akan sekolah
tempat mereka belajar . Selain itu juga untuk memberikan motivasi semangat
kepada para peserta MOPDB agar mereka merasa betah dan nyaman menuntut ilmu di
Yayasan Pendidikan Islam Al Mujahidin yang membawahi Sekolah Tingkat TK Sumpah
Pemuda, MI Al Mujahidin, SMP Sumpah Pemuda, SMK Sumpah Pemuda, dan SMA Sumpah
Pemuda.
Sambutan Perwakilan Panitia MOPDB oleh Bapak Rohman, M.Pd |
Kegiatan Penutupan MOPDB Tahun
Pelajaran 2012/2013 diawali dengan acara hiburan menampilkan atraksi musik
yang bermain apik untuk meramaikan acara
penutupan MOPDB kali ini. Selanjutnya
Sambutan Ketua MOPDB yang diwakili oleh Kepala Sekolah SMK Sumpah Pemuda Bapak Rohman, M.Pd. Dalam sambutan kali ini bapak Rohman,M.Pd menyampaikan selamat datang kepada calon siswa yang baru yang tergabung di yayasan pendidikan Islam Al Mujahidin baik TK,MI, SMP, SMK maupun
Sambutan Ketua MOPDB yang diwakili oleh Kepala Sekolah SMK Sumpah Pemuda Bapak Rohman, M.Pd. Dalam sambutan kali ini bapak Rohman,M.Pd menyampaikan selamat datang kepada calon siswa yang baru yang tergabung di yayasan pendidikan Islam Al Mujahidin baik TK,MI, SMP, SMK maupun
Jumat, 20 Juli 2012
Menanamkan kesadaran kepada generasi muda khususnya kepada anak-anak usia sekolah sejak dini mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, maupun SMK akan bahaya narkoba adalah sangat penting.
Hal ini dilakukan agar anak-anak muda generasi penerus bangsa tidak hancur akibat ganasnya dan derasnya peredaran perdagangan narkoba dewasa ini yang kalau mereka lengah akan bahaya tersebut dapat menghancurkan
Hal ini dilakukan agar anak-anak muda generasi penerus bangsa tidak hancur akibat ganasnya dan derasnya peredaran perdagangan narkoba dewasa ini yang kalau mereka lengah akan bahaya tersebut dapat menghancurkan
Kamis, 19 Juli 2012
Program Wajib Belajar Pendidikan Menengah 12 Tahun
Dasar hukum kebijakan nasional wajib belajar adalah sebagai berikut:
1. Amandemen UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi bahwa, “Setiap
warga Negara berhak mendapat pendidikan”,
2.Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 9 bahwa “Setiap
anak (usia di bawah 18 tahun ) berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya”.
3.Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 68 dan 69 bahwa
“Pengusaha dilarang mempekerjakan anak (termasuk di dalamnya Para
lulusan SD/MI/SMP/MTs)”.
Selasa, 17 Juli 2012
Guru profesional adalah guru yang meramu kualitas dan integritasnya.
Mereka tidak hanya memberikan pembelajaran bagi peserta didiknya tapi
mereka juga harus menambah pembelajaran bagi mereka sendiri karena jaman
terus berubah. Ia harus terus meningkatkan kemampuan serta
keterampilannya dalam berbagai bidang.
Perningkatan kualitas ini tidak hanya didapat melalui ruang formal
saja. Tapi juga bisa melalui pelatihan-pelatihan peningkatan kualitas
guru.
Namun untuk menjadi seorang guru profesional, tidak lah semudah kita
mengucapkan kata-kata. Membutuhkan kerja keras dan loyalitas terhadap
apa yang harus dilakukan seorang guru profesional.
Disaat kita sedang berada di jalur untuk menjadi Guru Profesional,
kita harus mampu melawan beberapa penyakit yang sering di derita oleh
seorang guru.
Beginilah penyakit-penyakit para guru kita saat ini dan harus dihindari sejauh-jauhnya
- TIPUS : Tidak punya selera
Ketika lonceng tanda masuk telah berbunyi, guru yang mempunyai gejal tipus, masih berpur-pura mempersiapkan diri mencari buku-buku persiapan mengajar. Setelah itu mencari teman sejawat yang juga masuk kelas bersamaan pada jam tersebut untuk diajak ngobrol terlebih dahulu - MUAL : mutu amat lemah
Tanda-tanda mual ini dapat dari kepemilikan sumber bacaan dan sumber informasi yang dimiliki di rumah. Bahasa Inggris sebagai bahasa ilmu pengetahuan tidak bisa dielakkan. Guru yang memiliki rasa MUAL biasanya antipati dengan hal-hal yang berbau inggris. - KUDIS : Kurang disipilin
Pemanfaatan waktu yang kuran efektif saat berinteraksi dengan peserta didik, tak jarang KUDIS ini menyebabkan kegiatan pembelajara selesai sebelum lonceng keluar dibunyikan. - ASMA : Asal masuk kelas
Banyak yang beranggapan bahwa kalau guru masuk kelas tidak membawa buku adalah guru yang hebat, padahal setiap kegiatan pembelajaran siswa selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut harus dicatat. - TBC : Tak bisa computer
Penyakit ini dapat dilihat dari kemampuan menjinakkan mouse di depan komputer - KUSTA : Kurang strategi
Banyak siswa yang keluar-masuk saat dia mengajar adalah salah satu ciri penderita kusta. - KRAM : Kurang terampil
Alat-alat laboratorium yang ditumbuhi jamur dan kelihatan tidak pernah dipakai - ASAM URAT: Asal Sampai materi kurang akurat
- LESU : Lemah sumberSumber belajarnya dari satu yaitu LKS yang dibeli dari penerbit,
sumber dari internet….?(Wah…. buka internet segala, saya kan guru senior
gak perlu bawa buku….semua materi sudah hafal)
- GINJAL: gajinya nihil, jarang aktif dan lambat. Meskipun sudah dapat berbagai macam tunjangan tetap gajinya
nihil…kenaikan gaji diimbangi dengan kenaikan kebutuhan …. (sama juga
bo’ong)
- DIARE : dikelas anak-anak diremehkan.Tidak ada yang lebih pintar dari guru…..ingat!!! orang pinter itu bukan guru tapi dukun. he he he….
- THT : Tukang Hitung Transport. Berapa uang transport kegiatan yang akan dilaksanakan, kalau tidak ada transportnya….”Maaf Bu/Pak kepala sekolah, saya ada perlu”
- HIPERTENSI : Hiruk pikuk Persoalkan Tentang Sertifikasi
Lebih mengutamakan ambil tunjangan sertifikasi daripada mengajar “Kalau kesejahteraan guru masih rendah, mana bisa ngajar dengan baik?” Lha wong gajinya sedikit”. Tapi kalau tunjangan sudah cair…..”Kan untuk kebutuhan keluarga?”
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasikan dari sumber Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional. Berdasarkan keempat sumber tersebut teridentifikasi sejumlah Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa serta Indikator Keberhasilan Sekolah Dan Kelas Dalam Pengembangan Nilai Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.
Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Berikut Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa serta Indikator Keberhasilan Sekolah Dan Kelas:
1. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Merayakan hari-hari besar keagamaan. Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
2. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. Tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala. Menyediakan kantin kejujuran. Menyediakan kotak saran dan pengaduan. Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. Tempat pengumuman barang temuan atau hilang. Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala. Larangan menyontek.
3. Toleransi. Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas. Memberikan perlakuan yang sama terhadapstakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus. Bekerja dalam kelompok yang berbeda.
4. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Memiliki catatan kehadiran. Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin. Memiliki tata tertib sekolah. Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin. Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah. Menyediakan peralatan praktik sesuai program studi keahlian (SMK).
- Indikator Keberhasilan Kelas: Membiasakan hadir tepat waktu. Membiasakan mematuhi aturan. Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahliannya (SMK). Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK).
5. Kerja Keras. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar. Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.
6. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif. Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.
7. Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.
8. Demokratis. Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan. Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan. Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat. Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka. Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat. Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.
9. Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah. Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. Eksplorasi lingkungan secara terprogram. Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik).
10. Semangat Kebangsaan. Cara berpikir, bertindak,
dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
- Indikator Keberhasilan Sekolah:Melakukan upacara rutin sekolah. Melakukan upacara hari-hari besar nasional. Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional. Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah. Mengikuti lomba pada hari besar nasional.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi. Mendiskusikan hari-hari besar nasional.
11. Cinta Tanah Air. Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Menggunakan produk buatan dalam negeri. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia. Menggunakan produk buatan dalam negeri.
12. Menghargai Prestasi. Sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
- Indikator Keberhasilan Sekolah:Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
- Indikator Keberhasilan Kelas:Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi. Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.
13. Bersahabat/Komunikatif. Sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah. Berkomunikasi dengan bahasa yang santun. Saling menghargai dan menjaga kehormatan. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik. Pembelajaran yang dialogis. Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik. Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.
14. Cinta Damai. Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender. Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan suasana kelas yang damai. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. Pembelajaran yang tidak bias gender. Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.
15. Gemar Membaca. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Program wajib baca. Frekuensi kunjungan perpustakaan. Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik. Frekuensi kunjungan perpustakaan. Saling tukar bacaan. Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.
16. Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya,
dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah. Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan. Menyediakan kamar mandi dan air bersih. Pembiasaan hemat energi. Membuat biopori di area sekolah. Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik. Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik. Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik. Penanganan limbah hasil praktik (SMK). Menyediakan peralatan kebersihan. Membuat tandon penyimpanan air. Memrogramkan cinta bersih lingkungan.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Memelihara lingkungan kelas. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas. Pembiasaan hemat energi. Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan (SMK).
17. Peduli Sosial. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial. Melakukan aksi sosial. Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Berempati kepada sesama teman kelas. Melakukan aksi sosial. Membangun kerukunan warga kelas.
18. Tanggung Jawab. Sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
- Indikator Keberhasilan Sekolah:Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis. Melakukan tugas tanpa disuruh. Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat. Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Pelaksanaan tugas piket secara teratur. Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah. Mengajukan usul pemecahan masalah.
Sumber :
- Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa, Jakarta 2010
Tidak hanya idealitas yang dibangun, namun suatu
dimensi utuh, agar guru tidak hanya menguasai materi, dan cara menyampai
materi, namun harus juga mahir komunikasi. Yakni sebuah komunikasi
hati, karena siswa itu bukan robot atau botol yang harus diisi. Buku ini
memberi iur pikir sejati, bagaimana seorang guru berperilaku. Guru
harus berpikir utuh dan berperilauu utuh artinya guru selalu dijadikan
contoh, dijadikan master, dijadikan teladan. Suci pikiran dan perbuatan.
Ketika profesdionalisme dihayati, profesi disadari sebagai panggilan
hati, maka tidak terasa guru akan menjadi bagian hidup siswa, disinilah
guru mernjadi "favorit" murid. Guru favorit selalu mengedepankan
pembelajaran dengan tetap pada sadaran yang benar, kurikulum yang tegak,
dan metode yang sesuai dengan resonansi kemajuan. Oleh karenanya guru
harus "On Time" dalam proses pembelajaran. Guru harus "On Spesification"
dalam pengajaran. Guru harus "On Delivery" dalam penyampaian.
Selanjutnya buku ini menggagas resep agar guru menjadi favorit, ada sepuluh resep yang harus dilakukan, yakni:
- Sabar
- Bisa Menjadi Sahabat
- Konsisten dan Komitmen dalam Bersikap
- Bisa Menjadi Pendengar dan Penengah
- Visioner dan Misioner
- Rendah Hati
- Menyenagi Kegiatan Mengajar
- Memaknai Mengajar Sebagai Pelayanan
- Bahasa Cinta dan Kasih Sayang
- Menghargai Proses
Data buku
JUDUL: Menjadi Guru Favorit
PENULIS: Asep Umar Fakhruddin
PENERBIT: Diva Press. Jl. Sampangan Gg. Perkutut No. 325-B. Jl Wonosari, Baturetno Banguntapan- Yogyakarta. Senin, 16 Juli 2012
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat dimulai dengan rasa ingin tahu dan dengan rasa ragu-ragu.
Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa
yang belum diketahui. Karakteristik berfikir filsafat adalah sifat
menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas hanya mengenal ilmu dari segi
pandang ilmu itu sendiri, tapi ingin melihat hakikat ilmu dalam
konstelasi pengetahuan yang lainnya.
Dalam kehidupan manusia filsafat tidak terpisahkan, karena sejarahnya
yang panjang kebelakang zaman dan juga karena ajaran filsafat malahan
menjangkau masa depan umat manusia dalam bentuk-bentuk ideology.
Pembangunan dan pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa pun
bersumber pada inti sari ajaran filsafat. Oleh karena itu filsafat telah
menguasai kehidupan umat manusia, manjadi norma negara, menjadi
filsafat hidup suatu bangsa.
Pengertian Pengawasan
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian
tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu
sekolah.
Berikut pengertian pengawasan menurut beberapa ahli:
1. Mockler
suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumberdaya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan
efisien dalam tujuan-tujuan organisasi.
Pendidikan memiliki fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber
daya manusia yang akan menjadi aktor-aktor dalam menjalankan fungsi dari
berbagai bidang kehidupan.
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “manus” yang berarti “tangan”, berarti
menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang
diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada.
Secara teoritis, setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda
tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal
yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari
pemikiran-pemikiran ahli tentang defenisi manajemen kebanyakan
menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses mendayagunakan orang
dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Minggu, 15 Juli 2012
Pengantar
Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1
Menteri berwenang mengambil tindakan administratif terhadap penyelenggara satuan
pendidikan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini.
Bab XVII. Ketentuan Lain-lain
Pasal 54
- Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Republik Indonesia di luar negeri khusus bagi peserta didik warga negara adalah bagian dari sistem pendidikan nasional.
- Satuan pendidikan yang diselenggarakan di wilayah Republik Indonesia oleh perwakilan negara asing khusus bagi peserta didik warga negara asing tidak termasuk sistem pendidikan nasional.
Dalam
perspektif teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai orang
secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori
yang dipegangnya. Terjadinya perbedaan penafsiran pendidikan dalam
konteks akademik merupakan sesuatu yang lumrah, bahkan dapat semakin
memperkaya khazanah berfikir manusia dan bermanfaat untuk pengembangan
teori itu sendiri.
Tetapi untuk kepentingan kebijakan
nasional, seyogyanya pendidikan dapat dirumuskan secara jelas dan mudah
dipahami oleh semua pihak yang terkait dengan pendidikan, sehingga
setiap orang dapat mengimplementasikan secara tepat dan benar dalam
setiap praktik pendidikan.
Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar siswa.
Yang termasuk kedalam Standar Penilaian Pendidikan antara lain :
Yang termasuk kedalam Standar Penilaian Pendidikan antara lain :
- Ulangan Harian
- Ulangan Tengah Semester
- Ulangan Akhir Semester
- Ulangan Kenaikan Kelas
- Ujuan Sekolah/Madrasah
- Ujian Nasional
Sedangkan Prinsip Penilaian adalah sebagai berikut :
Sebagai seorang guru sudah sepatutnyalah selalu ingat akan tugas pokok
dan fungsinya, agar sosok guru senantiasa melekat seiring dengan
perubahan jaman yang semakin maju. Dengan menyadari tugas pokok nya maka
ia berhak untuk selalu disebut sebagai guru profesional. Namun yang tak
kalah penting adalah agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif
serta efisien yang berbasis PAIKEM. Apa saja tugas pokok dan fungsi
guru, berikut uraiannya
- Membuat program pengajaran( Silabus, RPP, prota, promes )
- Menganalisa materi pelajaran
- Membuat lembar kerja siswa ( LKS )
- Membuat program harian/jurnal belajar
- Melaksanakan kegiatan pembelajaran
- Melaksanakan kegiatan penilaian baik itu ulangan harian,tengah semester atau akhir semester
- Melaksanakan analisis ulangan, program remedial, pengayaan
Menurut Jean-Jacques RousseMenurut Jean-Jacques Rousseau dalam Closson (1999), mendidik adalah memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak tapi dibutuhkan pada masa dewasa.
Menurut Usman (1994:3), mengajar adalah
membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung
pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar.
Menurut Sarief (2008), melatih pada
hakekatnya adalah suatu proses kegiatan untuk membantu orang lain
(atlet) mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam usahanya mencapai
tujuan tertentu.
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar
yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha
mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan
bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Menurut Sardiman (2003:45): Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
Menurut Sardiman (2003:45): Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan memperhatikan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar
Nasional Pendidikan ( BSNP ). Kurikulum dikembangan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, lebutuhan, dan kepentingan
beserta didik serta tuntunan lingkungan. Memiliki potensi sentral
berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimanakah pengertian dan karakteristik KTSP?
- Bagaimanakah prinsip-prinsip KTSP?
- Bagaimanakah komponen KTSP?
- Bagaimanakah proses penyusunan KTSP?
Sabtu, 14 Juli 2012
Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Siswa Bekerja Dalam Kelompok-Kelompok Kecil
Siswa ditempatkan dalam kelompok - kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.
2. Games Tournament
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing - masing ditempatkan dalam meja - meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen.
Rabu, 11 Juli 2012
I. Konsep Gaya
Kepemimpinan
Menurut William H.Newman (1968) dalam Miftah Thoha (2003;262)
kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni
mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Dan satu hal
yang perlu diingat bahwa kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan
atau tata karma birokrasi. Kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan
seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain kearah
tercapainya suatu tujuan tertentu.
Bahasan mengenai pemimpin dan
kepemimpinan pada umumnya menjelaskan bagaimana untuk menjadi pemimpin yang
baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan kepemimpinan serta syarat-syarat apa
yang perlu dimiliki
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
-
pemimpin sebagai subjek, dan.
-
yang dipimpin sebagai objek.
Kata pimpin
mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan
juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab
baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas
kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan
tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan
ke-pemimpinannya.
Selasa, 10 Juli 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat
di semua bangsa, menempatkan anak-anak sebagai tumpuan harapan bagi
masa depan. Sekolah merupakan institusi pembelajaran dimana anak-anak
akan diperkenalkan dengan nilai-nilai budaya, nilai-nilai agama,
pengetahuan-pengetahuan tradisional-modern, tanpa terkecuali
pengetahuan-pengetahuan tentang masalah kebencanaan.
Di
beberapa negara seperti Meksiko, Rumania, dan Selandia Baru, pengenalan
tentang bencana diintegrasikan ke dalam materi-materi pelajaran.
Demikian juga di Brasil, Venezuela, Kuba dan Jepang, dimana pengenalan
tentang bencana dan risiko-risikonya sudah dilakukan sejak di sekolah
dasar. Dengan bekal pengetahuan tentang bencana dan risikonya anak-anak
di semua tingkat pendidikan memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana.
Sekedar unek-unek Ane selaku
warge Jakarte. Ane denger-denger nih besok kan waktunya kite warge
Jakarte mao ade hajatan gede, kan ? betul kaga? Laaa dah die pade melongo ...
kaya ayam ngenelen karet gelang lima puluh biji ... Laaa beneran kan . Ya udah besok
tuh tanggal berape ya... oooh iye.. tanggal 11 Juli yee heeeh 2012 hari Rebo.
Naaah ntu ..besok pagi laaah kite pade siap-siap daah pade bebenah tuh di rumah
masing-masing buat ngenyiapin acara hajatan besok ... Laah calon penganten..
eeeh cagub ame wagub udeh pade siap-siap
nungguin kite-kite pade kondangan.. eah
kondangan maksud ane nyoblosss di hajatan gede besok. Encang, encing,
Enyak, Babe, engkong, ame semuanye dah para tetangge kite laaa... bukan Cuma warge
nyang aseli betawi doang nyang kondangan ...ealahh kondangan lagi maksud ane
nyoblosss..... lah semuanye warge Jakarte dah .. bae ntu nyang asalnye dari
suku jawe, sunde, ambon, batak, dayak, badui, kalimantan, sulawesi, suku mane aje pokoknye kalau emang pade
tinggal dan mukim di mari dan name ente
semuanye ke date ame petugas pilkade ... laah kudu dateng besok mah kaga boleh
ngedekem bae di rumeh kaya kucing sakit
heee... Ayo dah kite suksesin
pilkade DKI besok yee.
Arti disiplin bila dilihat dari segi bahasanya adalah latihan
ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri), atau
kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah. Jadi arti disiplin secara
lengkap adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan
tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan
penuh tanggung jawab tampa paksaan dari siapa pun (Asy Mas’udi,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(Yogyakarta: PT Tiga Serangkai,
2000), h. 88.).
Disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Kedua disiplin yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, agar berprilaku tertib dan efisien”(Kadir, Penuntun Belajar PPKN(Bandung: Pen Ganeca Exact,1994), h. 80). Sedangkan disiplin menurut Djamarah adalah "Suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok”(Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru(Surabaya:
Disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Kedua disiplin yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, agar berprilaku tertib dan efisien”(Kadir, Penuntun Belajar PPKN(Bandung: Pen Ganeca Exact,1994), h. 80). Sedangkan disiplin menurut Djamarah adalah "Suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok”(Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru(Surabaya:
WAWASAN WIYATA MANDALA
MATERI MASA ORIENTASI SISWA BARU (MOS)
SMK SUMPAH PEMUDA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SMK SUMPAH PEMUDA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat perlu terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Sekolah sering dianggap sebagai satu-satunya tumpuan untuk mendidik anak, sehingga lupa pada factor-faktor lain yang menyebabkan beban sekolah menjadi semakin berat.
Oleh karena itu perlu diciptakan suatu pandangan atau wawasan yang dipakai untuk mengelola sekolah. Wawasan itu dikenal dengan istilah wawasan wiyata mandala.
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS MELALUI PERMAINAN PADA SISWA KELAS X SMKN 4 MALANG
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH
MUHAMMAD MUCHLISIN
DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
KOTA MALANG - JAWA TIMUR
TAHUN 2010
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (class Action Research) ini telah
dibaca, diulas dan dicermati kebenarannya, kemudian disyahkan sebgai
hasil karya dari:
1. Pengertian Metode Latihan
Metoda
adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya
mencapai tujuan. Dewasa ini aktivitas guru yang bertindak sebagai
fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
(2002: 22) juga sesuai dengan petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
kelas. Tentang pengertian metoda latihan ialah latihan siap sangat sesuai
untuk melatih keterampilan, baik keterampilan fisik maupun mental dan menurut
pendapat Syaiful Sagala dan Subana (217: 202).
Model
pembelajaran Interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang
digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran
utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni
interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber
pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Menurut Syah
(1998) proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara
totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan
psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Dalam proses
mengajar seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan,
menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesmpatan untuk menulis dan
mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga terjadi dialog kreatif
yang menunjukan proses belajar mengajar yang interaktif.
Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar
sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea, gagasan pokok dalam konsep ini
ialah bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan
formal seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia
selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. Ditekankan
pula bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang
kehidupan seseorang. Bedasarkan idea tersebut konsep belajar sepanjang hayat
sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning).
Dengan terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat
memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut.
Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan
generasi muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan
tetap dapat memberikan sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya.
Senin, 09 Juli 2012
Pembelajaran
Aktif merupakan sebuah konsep pembelajaran yang dipandang sesuai dengan
tuntutan pembelajaran mutakhir. Oleh karena itu, setiap sekolah
seyogyanya dapat mengimplementasikan dan mengembangkan pembelajaran
aktif ini dengan sebaik mungkin. Dengan merujuk pada gagasan dari Pusat
Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010), berikut ini disajikan sejumlah
indikator atau ciri-ciri sekolah yang telah melaksanakan proses
pembelajaran aktif ditinjau dari aspek: (a) ekspektasi sekolah,
kreativitas, dan inovasi; (b) sumber daya manusia; (c) lingkungan,
fasilitas, dan sumber belajar; dan (d) proses belajar-mengajar dan
penilaian.
A. EKSPEKTASI SEKOLAH, KREATIVITAS, DAN INOVASI
- Prestasi belajar peserta didik lebih ditekankan pada ”menghasilkan” daripada ”memahami”.
- Sekolah menyelenggarakan ajang ‘kompetisi’ yang mendidik dan sehat.
- Sekolah ramah lingkungan (misalnya; ada tanaman atau pohon, po bunga, tempat sampah).
- Lebih baik lagi jika terdapat produk/karya peserta didik yang mempunyai nilai artistik dan ekonomis/kapital untuk dijual.
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Arab; al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai.
Beberapa pengertian tentang evaluasi sering dikemukakan oleh beberapa ahli seperti:
Lessinger 1973 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah
proses penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang
diharapkan dengan kemajuan/prestasi nyata yang dicapai.
Wysong 1974 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah
proses untuk menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang
berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan.
Kita telah memasuki abad 21 yang dikenal
dengan abad pengetahuan. Para peramal masa depan (futurist) mengatakan
sebagai abad pengetahuan karena pengetahuan akan menjadi landasan utama
segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood, 1999). Abad pengetahuan
merupakan suatu era dengan tuntutan yang lebih rumit dan menantang.
Suatu era dengan spesifikasi tertentu yang sangat besar pengaruhnya
terhadap dunia pendidikan dan lapangan
kerja. Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan
teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh perkembangan yang
luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi
nilai-nilai budaya. Dampaknya adalah perubahan cara pandang manusia
terhadap manusia, cara pandang terhadap pendidikan, perubahan peran
orang tua/guru/dosen, serta perubahan pola hubungan antar mereka.
Minggu, 08 Juli 2012
Filosofi konstruktivisme perlu diketahui guru. Metode pembelajaran inquiry, discovery, dan juga contextual learning, perlu diperkenalkan dan dilatihkan kepada para guru kita. Leadership kepada sekolah juga perlu memberi dukungan terhadap perubahan di sekolah (Prof. Suyanto, Ph.D, Universitas Negeri Yogyakarta: Kompas, 6 Oktober, 2003)
Ada satu metode mengajar yang cukup unik, yang sebenarnya sangat
mungkin dapat dicoba untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas. Karakteristik ”siswa aktif” amat menonjol dalam metode ini.
Demikian juga dengan karakteristik ”menyenangkan”. Pendek kata metode
ini dapat diterapkan di dalam proses belajar mengajar yang menggunakan
pendekatan PAKEM. Metode ini dikenal dengan nama foxfire.
Pengertian
Metode foxfire sebenarnya merupakan metode
penugasan atau pemberian tugas kepada peserta didik untuk melakukan
kajian kemasyarakatan ke suatu daerah, kemudian hasil kajian itu disusun
dalam bentuk tulisan singkat, dan akhirnya diterbitkan sebagai bentuk
laporan. Tentu saja, materi penugasan tersebut adalah yang terkait
dengan materi pelajaran yang diajarkan.
I. RASIONAL
Saat
mengenang masa SMP yang sudah lama berlalu, apa jawaban bila kita
ditanya tentang siapa guru yang paling kita suka semasa itu? Pasti
alasan utama jawabannya bukan karena fisik guru tersebut, tetapi lebih
kepada karena kepribadian guru tersebut. Misalnya, karena Pak A atau Ibu
B tersebut baik, penuh perhatian, cara mengajarnya mengesankan, bisa
menjadi teman, dan sebagainya. Sama halnya bila kita ditanya mengapa
kita merindukan orang tua ita. Pasti jawabannya bukan karena ibu cantik,
atau ayah tampan bukan?
Ironisnya,
banyak guru yang tidak disukai murid karena kepribadiannya tidak sesuai
dengan harapan. Dampak negatifnya tidak hanya ia dibenci siswa tetapi
juga berpengaruh pada kesuksesan siswa dalam belajar.
A. Pendahuluan
Guru merupakan profesi yang mengalami pasang surut dalam percaturan
dunia keprofesian. Kalaulah dulu guru dianggap profesi sakral,
membanggakan yang terlihat ketika dengan bangganya seorang yang bermantukan
seorang guru, tapi saat ini disinyalir menjadi profesi yang
termarginalkan. Ini terlihat dari banyaknya generasi penerus yang
sedikit bercita-citakan seorang guru. Mereka cenderung menjadikan
dokter, insinyur, pilot sebagai pilihan profesi di masa depan. Ada
berbagai macam alasan yang dikemukakan akibat ketidakmauan mereka, namun
yang jelas kesejahteraanlah yang menempati urutan pertama bagi
seseorang untuk tidak memilih guru sebagai profesinya.
Fenomena di atas disebabkan adanya pergeseran dalam memaknai profesi
seorang guru. Pergeseran ini disebabkan beberapa faktor, baik faktor
eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal diantaranya:
Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Kepribadian
itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang
baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur
bagi hari depan anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil
(tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan
jiwa (tingkat menengah).
Apa yang dimaksud dengan kepribadian? Dalam uraian ini kita tidak akan membicarakan arti atau batasan kepribadian secara teori, akan tetapi akan mencoba memahami berbagai unsur kepribadian yang dapat dilihat atau difahami dengan mudah. Orang awam dengan mudah mengatakan bahwa seorang itu punya kepribadian yang baik, kuat dan menyenangkan. Sedangkan ada pula orang lain dikatakan mempunyai kepribadian lemah tidak baik atau buruk dan sebagainya.
Apa yang dimaksud dengan kepribadian? Dalam uraian ini kita tidak akan membicarakan arti atau batasan kepribadian secara teori, akan tetapi akan mencoba memahami berbagai unsur kepribadian yang dapat dilihat atau difahami dengan mudah. Orang awam dengan mudah mengatakan bahwa seorang itu punya kepribadian yang baik, kuat dan menyenangkan. Sedangkan ada pula orang lain dikatakan mempunyai kepribadian lemah tidak baik atau buruk dan sebagainya.
Manusia adalah makhluk yang paling cerdas, dan Tuhan, melengkapi manusia
dengan komponen kecerdasan yang paling kompleks. Sejumlah temuan para
ahli mengarah pada fakta bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan
paling unggul dan akan menjadi unggul asalkan bisa menggunakan
keunggulannya. Kemampuan menggunakan keunggulan ini dikatakan oleh
William W Hewitt, pengarang buku The Mind Power, sebagai faktor yang
membedakan antara orang jenius dan orang yang tidak jenius di bidangnya.
Thorndike adalah salah satu ahli yang membagi kecerdasan manusia
menjadi tiga, yaitu kecerdasan abstrak dalam bentuk kemampuan memahami
simbol matematis atau bahasa, kecerdasan kongkrit dalam bentuk kemampuan
memahami objek nyata dan kecerdasan sosial dalam bentuk kemampuan untuk
memahami dan mengelola hubungan manusia yang dikatakan menjadi akar
istilah Kecerdasan Emosional (Stephen Jay Could, 1994 dalam Ubaidillah,
2004).
1. Pengertian Pendidikan
Pengertian
Pendidikan Menurut M.J. Langeveld adalah upaya manusia dewasa
membimbing yang belum kepada kedewasaan (Kartono,1997:11). Sementara
itu, Marimba merumuskan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
siterdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama (Nata, 2001: 1).
Pengertian pendidikan yang mengacu pada konsep psikologi pendidikan adalah sebagaimana dijelaskan oleh Crow (dalam Supriyatno, 2001) bahwa pendidikan diinterpretasikan dengan makna untuk mempertahankan individu dengan kebutuhan-kebutuhan yang senantiasa bertambah dan merupakan suatu harapan untuk dapat mengembangkan diri agar berhasil serta untuk memperluas, mengintensifkan ilmu pengetahuan dan memahami elemen-elemen yang ada disekitarnya. Pendidikan juga mencakup segala perubahan yang terjadi sebagai akibat dari partisipasi individu dalam pengalaman-pengalaman dan belajar. Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sikapnya (Thompson, 1993: 67). Penjelasan dari Thompson ini merupakan pengertian pendidikan dalam arti luas.
Pengertian pendidikan yang mengacu pada konsep psikologi pendidikan adalah sebagaimana dijelaskan oleh Crow (dalam Supriyatno, 2001) bahwa pendidikan diinterpretasikan dengan makna untuk mempertahankan individu dengan kebutuhan-kebutuhan yang senantiasa bertambah dan merupakan suatu harapan untuk dapat mengembangkan diri agar berhasil serta untuk memperluas, mengintensifkan ilmu pengetahuan dan memahami elemen-elemen yang ada disekitarnya. Pendidikan juga mencakup segala perubahan yang terjadi sebagai akibat dari partisipasi individu dalam pengalaman-pengalaman dan belajar. Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sikapnya (Thompson, 1993: 67). Penjelasan dari Thompson ini merupakan pengertian pendidikan dalam arti luas.
Sabtu, 07 Juli 2012
1. Validitas
a. Validitas Isi
Validitas berarti kualitas yang paling terpenting dalam suatu tes. Validitas tes menunjuk kepada pengertian apakah hasil sesuai dengan kriteria yang telah dirumuskan dan hingga mana tes tersebut telah mengukurnya. Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat tepat mengukur kemampuan testee dengan benar dan sesungguhnya.Terdapat 4 jenis validitas, yaitu:
a. Validitas Isi
Yaitu untuk mengetahui kajituan dari suatu instrumen ditinjau dari segi isi instrumen tersebut yang dilakukan dengan jalan membandingkan isi instrumen dengan komponen-komponen yang harus diukur.b. Validitas Susunan
Untuk mengetahui apakah suatu instrumen memenuhi syarat-syarat validitas susunan atau tidak, maka harus membandingkan susunan instrumen tersebut dengan syarat-syarat penyusunan instrumen yang baik
A. Pendahuluan
Upaya pembaharuan pendidikan harus dilakukan secara terus menerus
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan
ekonomi, dan perubahan dalam masyarakat. Khususnya pada pendidikan
kejuruan, telah banyak upaya pembaharuan penyelenggaraan pendidikan di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dilakukan selama ini. Namun,
berdasarkan hasil-hasil kajian, pengamatan, dan penelitian, upaya
pembaharuan tersebut banyak menghadapi kendala-kendala di lapangan, yang
perlu dicari alternatif pemecahannya.
Pembaharuan pola penyelenggaraan pendidikan di SMK dimulai sejak
dilaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) tahun 1994, dan dilengkapi
dengan sejumlah perangkat pelaksanaannya. Dalam perkembangan
selanjutnnya, pelaksanaan PSG lebih dimantapkan lagi dengan menggunakan
acuan yang lebih mendasar yaitu yang tertulis dalam buku “Keterampilan
Menjelang 2020 untuk Era Global” yang disusun oleh Satuan Tugas
Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (1997). Kemudian, penyelenggaraan PSG
1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan
atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam
mendengar dengan seksama.
2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap
pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif
sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik
dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan
bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada
seluruh komponen didalam kelas.
A. Prestasi Belajar
1. Definisi prestasi belajar
Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar.
Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio, 2005: 467)
didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Noehi Nasution (1998:
4) menyimpulkan bahwa belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai
suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah
laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa
perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya
kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.
Sementara itu Muhibbin Syah (2008: 90-91) mengutip pendapat beberapa
pakar psikologi tentang definisi belajar, di antaranya adalah:
a. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya educational Psychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suau proses adaptasi atau penyesuaian tinkah laku yang berlangsung secara progresif (a process of progressive behavior adaptation).
Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi
tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat
(reinforce).
A. Pengertian Cooperative Learning
Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada pendekatan konstruktivis.
Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Dalam Cooperative Learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah
satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Unsur-unsur dasar dalam Cooperative Learning adalah sebagai berikut (Lungdren, 1994).
- Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.”
- Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
1. Apa Model Pembelajaran Langsung itu?
Model
pembelajaran adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan
konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan
deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan
ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan
tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan
belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru
berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya
menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder,
gambar, peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat
berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana
melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan
tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi).
Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak
dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran
dan semua siswa.
2. Bagaimana Tahapan Model Pembelajaran?
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:
Kumpulan Model-Model Pembelajaran.
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai
model pembelajaran. Dalam prakteknya guru (pengajar) harus ingat bahwa
tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan
kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat
haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar,
fasilitas-media yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri.
Berikut disajikan beberapa model pembelajaran untuk dipilih dan dijadikan alternatif dalam pembelajaran di kelas:
- CL (Cooperative Learning)
- CTL (Contextual Teacing and Learning)
- RME (Realistic Mathematics Education)
- DL (Direct Learning)
1. Pengertian supervisi Menurut Beberapa hal :
Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
• Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orang yang berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki
• Secara semantik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Menurut Thomas Lickona (Sutawi, 2010),
ada 10 aspek degradasi moral yang melanda suatu negara yang merupakan
tanda-tanda kehancuran suatu bangsa.
Kesepuluh tanda tersebut adalah:
- meningkatnya kekerasan pada remaja
- penggunaan kata-kata yang memburuk
- pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat dalam tindak kekerasan
- meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas
- kaburnya batasan moral baik-buruk,
- menurunnya etos kerja
- rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru
- rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara
- membudayanya ketidakjujuran
- adanya saling curiga dan kebencian di antara sesama.
Thomas Lickona, profesor pendidikan dari Cortland University (1992) menulis sebuah buku yang berjudul “Eleven Principles Of Effective Character Education”
khusus mendiskusikan bagaimana seharusnya, melaksanakan pendidikan
karakter di sekolah yang dikutip dari beberapa pakar pendidikan. Secara
ringkas prinsip-prinsip yang dapat menentukan kesuksesan pendidikan
karakter sebagai berikut :
- Pendidikan karakter harus mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk ” good character”, karakter yang baik.
- Karakter harus didefinisikan secara menyeluruh yang termasuk aspek “thinking, feeling and action”.
Jumat, 06 Juli 2012
Komponen strategi belajar mengajar
merupakan salah satu bagian dari sebuah sistem lingkungan pendidikan
yang berperan dalam menciptakan proses belajar yang terarah pada tujuan
tertentu. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan pengajaran tergantung
pada mutu masing-masing masukan dan cara memprosesnya dalam kegiatan
belajar-mengajar. Oleh karena itu, jika kita ingin mencapai suatu
standar mutu yang sama, maka perlu memperhatikan ketujuh komponen
berikut :
- Tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk memilih strategi belajar-mengajar. Tujuan pengajaran yang berorientasi pada pembentukan sikap tentu tidak akan dapat dicapai jika strategi belajar-mengajar berorientasi pada dimensi kognitif.
- Guru. Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, maupun wawasannya. Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi belajar-mengajar yang digunakan dalam program pengajaran.
Sebagai suatu sistem, tentu saja Kegiatan Belajar Mengajar mengandung sejumlah komponen-komponen yang meliputi :
a. Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu merupakan suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan tersebut akan dibawa.
a. Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu merupakan suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan tersebut akan dibawa.
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam kegiatannya dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan kata lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik, baik dalam lingkungan sosialnya maupun diluar sekolah.
Dalam rangka membantu peserta didik
mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau
proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kendati demikian,
tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut pasti dijumpai adanya peserta didik yang mengalami
kesulitan atau masalah belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program
pembelajaran remedial atau perbaikan.
A.
Pengertian Pengukuran, Penilaian dan
Evaluasi
Wiersma dan
Jurs membedakan antara evaluasi, pengukuran dan testing. Mereka berpendapat
bahwa evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga
testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini
sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan
kegiatan mengukur dan menilai. Kedua pendapat di atas secara implisit
menyatakan bahwa evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas daripada pengukuran dan
testing.
Secara umum kegiatan belajar adalah
suatu proses kegiatan dari tidak tahu, tidak mengerti, tidak bisa
menjadi tahu, mengerti dan bisa secara optimal. Berikut beberapa
definisi belajar menurut beberapa ahli psikologi.
Arno F. Wittig dalam Psychology of Learning: 1981.
Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam tingkah laku suatu organisme sebagai hasil belajar.
James Patrick Chaplin dalam Dictionary of Psychology: 1985.
Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar
adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses
memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasikan dari sumber Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional. Berdasarkan keempat sumber tersebut teridentifikasi sejumlah Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa serta Indikator Keberhasilan Sekolah Dan Kelas Dalam Pengembangan Nilai Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.
Berikut Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa serta Indikator Keberhasilan Sekolah Dan Kelas:
1. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
- Indikator Keberhasilan Sekolah: Merayakan hari-hari besar keagamaan. Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
- Indikator Keberhasilan Kelas: Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
Salah satu indikator kualitas kesejahteraan suatu bangsa, ditentukan oleh pendidikan, karenanya arah kebijakan pendidikan suatu bangsa menunjukan arah kesejahteraan yang ingin dicapai bangsa tersebut. Untuk itu UNESCO memberi koridor pendidikan dalam 4 pilar yakni : learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Dalam perjalanan selanjutnya, pilar ke empat ditambahkan menjadi learning to live together in peace an harmony. Berikut ini penjelasan tentang ke-4 pilar pendidikan tersebut :
- Learning to know : Artinya siswa memiliki pemahaman dan penalaran
yang bermakna terhadap produk dan proses pendidikan (apa,bagaimana, dan
mengapa) yang memadai. Dalam pembelajaran misalnya, siswa diharapkan memahami secara bermakna fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, model, idea , dan hubungan antar idea tersebut; dan alasan yang mendasarinya, serta menggunakan idea itu untuk menjelaskan dan memprediksi proses-proses berikutnya.
Langganan:
Postingan (Atom)