Kami ucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para pengunjung setia Blog ini. Semoga Anda semua selalu dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT, AAmiin.

Selasa, 10 Juli 2012

Pengertian Kedisiplinan Belajar

Arti disiplin bila dilihat dari segi bahasanya adalah latihan ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri), atau kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah. Jadi arti disiplin secara lengkap adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tampa paksaan dari siapa pun (Asy Mas’udi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(Yogyakarta: PT Tiga Serangkai, 2000), h. 88.).


Disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Kedua disiplin yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, agar berprilaku tertib dan efisien”(Kadir, Penuntun Belajar PPKN(Bandung: Pen  Ganeca Exact,1994), h. 80).  Sedangkan disiplin menurut Djamarah adalah "Suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok”(Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru(Surabaya:
Usaha Nasional, 2002), h. 12).  Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat dipengaruhi oleh paktor yang paling pokok yaitu kedisiplinan, disamping paktor lingkungan, baik keluarga, sekolah, kedisiplinan setra bakat siswa itu sendiri.

Adapun ahli lain berpendapat tentang pengertian disiplin adalah sebagai berikut :

a.    Disiplin yaitu :
  1. Kreasi dan persiapan kondisi pokok untuk bekerja
  2. Kontrol diri sendiri
  3. Melatih dan belajar tingkah laku yang dapat diterima
  4. Sejumlah pengontrolan guru terhadap murid
b.  Disiplin guru yaitu : penuturan terhadap sesuatu peraturan dengan kesadaran sendiri untuk tercapainya tujuan peraturan itu (Subari, Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar)(Jakarta: Bina Aksara,1994), h. 163.).

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa disiplin mengandung arti adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukan hanya karena adanya tekanan-tekanan dari luar, melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan.

Kondisi yang dinamis, tertib dan aman adalah merupakan pencerminan dari kedisiplinan atau kehadiran dan kepatuhan, biak itu disiplin kepala sekolah, guru maupun siswa yang didasari oleh kesadaran dalam menjalankan dan melaksanakan peraturan.

Adapun macam disiplin berdasarkan ruang ligkup berlakunya ketentuan atau peraturan yang harus dipatuhi, dapat dibedakan sebagai berikut :

1)    Disiplin diri

Disiplin diri (disiplin pribadi atau swadisiplin), yaitu apabila peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan itu hanya berlaku bagi diri seseorang. Misalnya, disiplin belajar, disiplin bekerja, dan disiplin beribadah.
2)    Disiplin sosial

Disiplin sosial adalah apabila ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan itu harus dipatuhi oleh orang banyak atau masarakat. Misalnya, disiplin lalu lintas, dan disiplin menghadiri rapat.
3)    Disiplin nasional

Disiplin nasional adalah apabila peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan itu merupakan tata laku bangsa atau norma kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dipatuhi oleh seluruh rakyat. Misalnya, disiplin membayar pajak dan disiplin mengikuti upacara bendera (Asy Mas’udi, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan(Yogyakarta: PT Tiga Serangkai, 2000), h. 88-89.).

Adapun yang dimaksud dengan kedisiplinan siswa dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas dan kaitannya dengan prestasi belajar

b.    Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar Siswa

1)    Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajar

Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektip memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektip.

Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektip dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila kita memiliki :
  1. Kesadaran atas tanggung jawab belajar,
  2. Cara belajar yang efisien,
  3. Syarat-syarat yang diperlukan ( Oemar Hamalik,Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar(Bandung: Tarsito,2005), h. 1.).
Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Uraian tersebut sejalan dengan pendapat Slameto yang mengatakan bahwa : ” kebiasan belajar mempengaruhi belajar antara lain dalam hal pembuatan jadwal belajar dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulagi pelajaran konsentrasi serta dalam mengerjakan tugas”(Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto ryang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,1995), h. 82..).

Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar yang tepat baginya.

2)    Disiplin terhadap pemanfaatan waktu

a)    Cara mengatur waktu belajar.

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekuragan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisn. Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.

Keterampilan mengatur waktu merupakan suatu keterampilan yang sangat penting, bahkan ada ahli keterampilan studi yang berpendapat bahwa ”keterampilan mengelola waktu dan menggunakan waktu secara efisien merupakan hal yang terpenting dalam masa studi maupun seluruh kehidupan siswa”(The Liang gie, Cara Belajar Yang Efisien(Yogyakarta: liberti Yogyakarta,1995), h. 167.).

Hal ini ditegaskan oleh Harry Shaw sebagai berikut :

”Learning to use time is a valuable skill, one that will play dividends not only in studying but all through life. In fact, the ability to use time efficiently may well be one of the most significant achiements of your entire life.
 (Belajar menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan perolehan yang berharga, keterampilan yang memberikan keuntungan-keuntungan tidak saja dalam studi, melainkan sepanjang hidup. Sesungguhnya, kemampuan menggunakan waktu secaara efisien dapat merupakan salah satu prestasi yang terpenting dari seluruh hidup anda) (Ibid h. ,167).

Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.

Dalam belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.

b)    Pengelompokan waktu.

Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.

Beberapa pedoman pokok yang perlu dipahami dan kemudian diterapkan olah siswa  adalah sebagai berikut :
  1. Kelompokkanlah waktu sehari-hari untuk keperluan studi, makan, mandi, olah raga, dan urusan-urusan pribadi atau sosial
  2. Selidiki dan tentukanlah waktu yang tersedia untuk studisetiap hari.
  3. Setelah mengetahui waktu yang tersedia, setiap siswa handaknya merencanakan penggunaan waktu itu dengan jalan menetapkan macam-macam mata pelajaran berikut urutan-urutannya yang harus dipelajari setiap hari.
  4. Setiap siswa perlu pula menyelidiki bilamana dirinya dapat belajar dengan hasil yang baik.
  5. Mata-mata pelajaran yang akan dipalajari diurutkan dari  yang tersukar sampai yang termudah.
  6. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk seketika mulai mengerjakan tugas-tugas yang berkorelasi dengan studi.
  7. Berkaitan dengan pengembagan kesadaran waktu, setiap siswa hendaknya menyadari ke mana berlalunya dan untuk apa waktu 24 jam sehari (atau 168 jam seminggu, 720 jam sebulan, 8760 setahun) yang dimilikinya. ( Ibid,h. 170.)

Adapun cara lain yang lebih sederhana mengenai pengelompokan waktu, menurut Slameto adalah dengan menggunakan dasar harian, yang terdiri dari 24 jam dengan perinciannya sebagai berikut :
  1. Tidur                                           : ± 8 jam
  2. Makan, mandi, olah raga             : ± 3 jam
  3. Urusan pribadi dan lain-lain         : ± 2 jam
  4. Sisanya (a, b, c) untuk belajar     : ± 11 jam.(Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto yang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,2003), h. 83.)
Cara-cara dalam pengelompokan waktu tersebut sangat bermanfaat bagi siswa dalam menentukan kegiatannya setiap hari sehingga tidak bayak waktu yang terbuang percuma.
c)    Penjatahan waktu belajar.

Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara taratur.dan untuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak bayak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipekajari suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karna itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-keraguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut :
  1. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperlua-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.
  2. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
  3. Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
  4. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik.
  5. Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.(Ibid, h. 83.)

Adapun penjatahan waktu belajar siswa dapat dilakukan dengan membuat rencana belajar dalam bentuk jadwal belajar. Baik itu berupa jadwal belajar mingguan, harian, atuapun bulanan, dengan menentukan jumlah mata pelajaran yang akan dipelajarinya setiap hari serta menetapkan jadwalnya. Dimana setiap siswa dapat mengetahui sendiri pelajaran yang sulit ataupun mudah, sehingga dia dapat menentukan waktu yang sesuai atau cukup untuk mempelajarinya.

Sejalan dengan hal tersebut, rencana belajar yang baik mempunyai manfaat atau paedah. Adapun manfaat atau paedahnya antara lain :
  1. Menjadi pedoman danpenuntun dalam belajar, sehingga perbuatan belajar menjadi lebih teratur dan lebih sistematis.
  2. Menjadi pendorong dalam belajar.
  3. Menjadi alat bantu dalam belajar.
  4. Rencana belajar yang baik akan membantu saudara untuk mengontrol, menilai, memeriksa sampai di mana tujuan saudara tercapai.(Oemar Hamalik, Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar(Bandung: Tarsito,2005), h. 31-32.)

d)    Disiplin terhadap tugas.

(1)    Mengerjakan tugas rumah

Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa : ”Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri”(Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto yang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,2003), h. 87.).

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah.jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.

Ada beberapa petunjuk mengerjakan tugas dengan baik, baik itu berupa pekerjaan rumah atau latihan dari buku pegangan soal buatan sendiri, sebagai berikut :
  1. Siapkan terlebih dahulu peralatan dan buku-buku yang diperlukan, misalnya buku catatanm buku pegangan, ringkasan, rumus-rumus, daftar-daftar yang lain, kertas, alat tulis, penggaris, jangka, penghapus dan lain-lain yang diperlukan.
  2. Tentukan berapa lama waktunya anda akan mengerjakan tugas tersebut.
  3. Bacalah petunjuk terlebih dahulu dengan baik-baik, jika soal itu bukan buatan sendiri.
  4. Bacalah soalnya satu demi satu dari nomor satu sampai nomor terakhir.
  5. Mulailah mengerjakan dengan memilih nomor yang paling mudah dulu, baru nomor yang lain dari nomor yang agak mudah sampai yang terahir.
  6. Jika mengalami kesulitan dalam mengerjakannya, lihatlah catatan atau buku pegangan atau ringkasan untuk mendapatkan tuntunan.
  7. Jika terpaksa tidak dapat mengerjakan lagi, catatlah soal itu dan di lain waktu mintalah petunjuk kepada orang lain, misalnya kepada kakak atau ayah, teman-teman atau kepada guru yang bersangkutan.
  8. Sesudah semua soal dikerjakan, periksalah kembali semua nomor jawaban itu.
  9. Koreksilah jawaban itu dengan memakai kunci atau melihat ke buku catatan atau pegangan.
  10. Betulkan jawaban-jawaban yang salah.
  11. Jika tugas itu harus dikumpulkan, salinlah dikertas yang baik dengan tulisan yang jelas dan rapi, jangan lupa menulis nama, kelas, mata pelajaran apa, dan hari atau tanggal berapa tugas itu diberikan atau dikumpulkannya.
  12. Jika tugas itu sudah dikembalikan, periksa dan betulkan jawaban anda yang salah.
  13. Jika tugas itu tidak dikumpulkan, salinlah jawaban yang sudah betul dan atau dikoreksi ke dalam buku latihan atau di kertas tersendiri untuk dipelajari lebih lanjut.
  14. Jika anda menyalinnya ke dalam kertas sendiri, bendellah menjadi satu untuk tiap-tiap mata pelajaran kemudian dibukukan atau dimasukkan ke dalam map.
  15. Simpanlah baik-baik pekerjaan itu, baik tugas dari guru  muapun bukan.(Ibid, h. 89-89)

(2)    Mengerjakan tugas di sekolah

Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut :
  1. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terahir mengerjakan tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).
  2. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari sebelumnya.
  3. Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.
  4. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.
  5. Peliharalah kondisi kesehatan.
  6. Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.
  7. Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.(Ibid, h. 89-90.)

(3)    Disiplin terhadap tata tertib.

Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karna dalam suatu sekolah tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana,

Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa : ”Peraturan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur prilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa” (Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek(Jakarja: Rineka Cipta,1993),h. 122.). Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas.

Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertip kelas yang baik tampa adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertip sekolah serta terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.

Oleh karna itu ada beberapa hal yang harus dikembangkan oleh guru dalam pembinaan disiplin guna terlaksananya tata tertib dengan baik antara lain yaitu :
  1. Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan murid-murid yaitu demi terjaminnya hak dan kewajiban masing-masing dan demi tercapainya tujuan bersama.
  2. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab kepada murid-murid.
  3. Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis.
  4. Mengorganisir kegiatan kelompok besar maupun kecil.
  5. Memberi kesempatan untuk berdiri sendiri, berpikir kritis terutama mengemukakan dan menerima pendapat.
  6. Memberi kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinan dan kerja sama.
  7. Menciptakan kesempatan untuk mengembangkan sikap yang diinginkan secara sosial psikologis.(Subari, Supervise Pendidikan (Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar)(Jakarta: Bina Aksara,1994),h. 168.).

Dengan demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan terciptanya disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan baik, maka di dalam suatu lambaga atau lingkungan sekolah perlu menetapkan sikap disiplin terhadap siswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baik.
c.    Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

1)    Pengertian prestasi belajar.

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni ”prestasi” dan ”belajar”. Antara kata ”prestasi” dan ”belajar” mempunyai arti yang berbeda. Oleh karna itu, sebelum pengertian ”prestasi belajar” penulis akan mengemukakan pengertian dari masing-masing kata tersebut di atas sebelum kita memahami pengertian kata ”prestasi belajar” secara utuh.

”Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”.(Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru(Surabaya: Usaha Nasional,1994),h. 19) 

Wjs. Poerwadaraminta berpendapat dalam bukunya Djamarah, bahwa ”prestasi adalah hasil yang telah dicapai(dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”(Ibid,h. 20.)

Dari pengertian prestasi di atas, terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namu intinya sama. Sedangkan belajar adalah :”suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari”(Ibid,h. 21.)  dan ada juga yang berpendapat bahwa. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.(Oemar Hamalik,Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar(Bandung: Tarsito,2005),h. 21)

Jadi prestasi belajar adalah ”hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar”(Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru,h. 24.)

Dari pengertian prestasi belajar di atas, dapat dipahami bahwa begitu luas makna prestasi belajar yang bukan hanya berbentuk angka semata, akan tetapi juga mencakup tentang perubahan tingkah laku.
Jadi prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang didapatkan oleh peserta didik yang berujut angka atau nilai dalam mata pelajaran IPS Ekonomi setelah proses belajar dilaksanakan.
2)    Indikator prestasi

Pada prinsipnya, pengungkapkan hasil belajar ideal meliputi ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu hususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil balajar itu ada yang bersipat tidak dapat diraba. Oleh karna itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun karsa.

Bentuk perilaku sebagai tujuan, dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi. Benyamin S. Bloon dan kawan-kawan menamakan hal ini dengan ”The Taxonomy Of Educational Objektives” taxonomi tujuan pendidikan . Bloon dkk, berpendapat bahwa tujuan pendidikan atau pengajaran dapat diklasifikasikan ke dalam 3 hal domain (daerah), yaitu : Domain kongnitif, domain afektif, domain psiko-motor. ( Muhammad Ali,Guru Dalam Proses Belajar Mengajar(Bandung: Sinar Baru Algensindo,2007),h. 42)
a)    Domain Kongnitif

Domein kongnitif berkenaan dengan prilaku yang berkorelasi dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Domain ini mempunyai 6 tingkatan. Tingkatan yang palaing rendah menunjukkan kemampuan yang sederhana, sedangkan yang paliang tinggi menunjukkan pengetahuan yang cukup kompleks.

Tingkatan kemampuan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Pengetahuan
  2. Pemahaman 
  3. Penerapan
  4. Analisis
  5. Sinthesis
  6. Evaluasi. Ibid,h.42
b)    Domain Afektif

Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, interest, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial. Sebagai mana kongnitif, afektif juga mempunyai klasifikasi tingkatan dari sederhana ke yang komleks. Tingkatan itu adalah :
  1. Kemauan menerima
  2. Kemauan menanggapi
  3. Berkeyakinan 
  4. Penerapan karya
  5. Ketekunan dan ketelitian. Ibid,h.43-44
c)    Domain Psiko-motor

Domain psiko-motor mencakup tujuan berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersipat manual dan motorik. Domain ini meliputi tingkatan sebagai berikut :
  1. Persepsi
  2. Kesiapan melakukan suatu kegiatan
  3. Mekanisme
  4. Respon terbimbing
  5. Kemahiran
  6. Adaptasi
  7. Originasi. Ibid,h.45
Dengan mengetahui indikator prestasi belajar, guru akan mengetahui bagai mana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karna mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas . keberhasilan dalam arti luar berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa dan karsa manusia.
d.    Korelasi Konseptual Kedisisplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa

Kedisiplinan sekolah erat hubungaannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekarjaan administrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengegola seluruh staf beserta siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa.

Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu memberi pangaruh yang positif terhadap belajarnya. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplinnya kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar.

Kurang bertanggung jawab karena bila tidak melaksanakan tugas tetap tidakada sanksi. Hal apapun yang dilakukan dalam proses belajar, siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

”Dengan demikian, agar siswa belajar lebih maju maka siswa harus belajar disiplin dalam belajar baik disekolah, rumah ataupun diperpustakaan. Agar siswa disiplin, harus guru beserta staf yang lain disiplin juga”( Slameto, Belajar dan Faktir-Faktoryang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,1987),h. 69.)

Kedisiplan itu merupakan dasar untuk mencapai prestasi yang baik, karena kedisiplinan merupakan dasar untuk memperoleh prestasi, terutama dalam mempelajari pelajaran bidang studi IPS Ekonomi. Oleh karna itu kedisiplinan sangat berperan terhadap prestasi belajar siswa.

Dengan sikap disiplin akan membuat siswa memiliki kecakapan menangani cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses menuju pembentukan watak yang baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan sikap disiplin akan memungkinkan untuk memperoleh serta mendapatkan prestasi dari setiap individu yang beraktifitas, lebih-lebih dalam korelasinya dengan prestasi belajar.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar