A. Pengertian
Penelitian
eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika
kita melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka
apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau
tidak pada suatu keadaan yang di control secara ketat maka kita
memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal
inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian
eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).
Menurut Solso & MacLin (2002),
penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan
minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam
menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun
perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.
B. Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :
- Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (acak).
- Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
- Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
- Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
- Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
- Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen
ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan
penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel
kontrol disini adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel
control inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada
perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan yang
diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja
dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang
dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan
kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti
menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan
apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi). Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik penelitian eksperimen adalah antara lain :
- Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
- Menggunakan sedikitnya dua kelompok
- Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
- Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).
Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti beriku :
- Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
- Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
- Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
- Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
- Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi mungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
- Menentukan cara mengontrol.
- Memilih rancangan penelitian yang tepat.
- Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian.
- Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
- Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
- Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
D. Beberapa Bentuk Desain Penelitian Eksperimen
- Melaksanakan eksperimen.
- Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
- Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
- Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
- Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya
“Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau membagi desain
penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design.
Desain ini dikatakan sebagai
pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini
berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada
dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa
macam antara lain :
a. One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.c. Intact-Group ComparisonPada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen
yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental
adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai
kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu.
Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih
secara random. Desain true experimental terbagi atas :
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.b. Pretest-Posttest Control Group Design.Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.c. The Solomon Four-Group Design.Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan
pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a. Time Series DesignDalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b. Nonequivalent Control Group DesignDesain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced DesignDesain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua
atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi).
Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain
true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih
variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan
dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel
eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu
variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut
khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat
digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh
desain eksperimental variabel tunggal.
DAFTAR PUSTAKA
- Danim, S. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
- Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional
- Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Solso, R. L MacLin, M. K, O. H. (2005). Cognitive Psychologi. New York. Pearson
- Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta
- Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar