E-learning atau electronic learning secara teoritis memiliki pengertian yang sangat luas. Berikut beberapa pendapat para pakar tentang pengertian e-learning;
Menurut Darin E. Hartley (2001) e-learning
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet,
intranet atau media jaringan komputer lainnya.
Sedangkan Thomas Toht (2003) menyatakan bahwa E-learning
adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, komputer aided assessment, animasi pendidkan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda.
Sumber lain, LearnFrame.Com (2001), memberikan pengertian yang jauh lebih luas yaitu, e-learning
adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer
maupun komputer standalone.
Berdasarkan modu1-ICT instruction bahwa e-learning melibatkan
penggunaan ICT-teknologi multimedia dan internet untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan memfasilitasi akses ke sumber-sumber dan
pelayanan sehingga memungkinkan dilakukannya kolaborasi dan pertukaran
informasi.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa e-learning
merupakan sebuah system pembelajaran yang memanfaatkan segala bentuk
aplikasi elektronik dalam proses penyampaiannya yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran baik real time maupun tidak. Aplikasi
elektronik dapat dalam bentuk internet, intranet/extranet, media audio,
visual, audio-visual, satellite broadcast, CD-Room dan mesin hitung. Jadi sesungguhnya e-learning itu bukan hanya pembelajaran yang berbasis internet saja, namun memiliki arti yang lebih luas.
Karakteristik Matematika yang memiliki objek kajian abstrak dan membutuhkan daya berpikir logis pada dasarnya adalah pemicu awal munculnya teknologi komputer yang berasal dari mesin hitung, kalkulator. Jauh sebelum munculnya istilah e-learning,
pembelajaran matematika sudah memanfaatkan kalkulator sebagai media
pembelajaran. sebagaimana diungkapkan oleh Yaya S.Kusumah dalam pidato
pengukuhan guru besarnya bahwa sudah saatnya komputer diberdayakan untuk
kepentingan pembelajaran matematika; bukan saja menyelesaikan
masalah-masalah matematika, tetapi juga memberi bantuan tentang cara
penyampaian materi matematika itu sendiri dengan cara-cara yang menarik,
menantang, dan memperhatikan perbedaan individual siswa.
Pada dasarnya pemanfaatan e-learning
dalam pendidikan matematika sangatlah luas, baik sebagai media
pembelajaran di dalam kelas maupun sebagai media belajar mandiri.
Pembelajaran di dalam kelas dapat dilakukan dengan memanfaatkan media
visual atau audio visual sebagai bantuan membawa konteks ke dalam kelas
untuk memperlihatkan pada siswa aplikasi konsep-konsep matematika tanpa
harus melihat langsung, pembelajaran ini dapat diterapkan pada siswa
tingkat Menengah Pertama yang sesuai dengan teori perkembangan mental
Piaget berada pada tahap operasi formal sehingga mulai dapat berpikir
abstrak pada tahap-tahap awal. Selain itu pada pembelajaran matematika
pada jenjang yang lebih tinggi, ketika memasuki konsep-konsep seperti
kalkulus, geometri, Numerik, diskrit serta peluang dan statistic
pemanfaatan software-software seperti, Mathematica, Maple, Matlab, fortran, Basica, Geometer Skechtpad, Cabri, Minitab, SPSS, Microsoft dan
lain-lainberdasarkan hasil-hasil penelitian menunjukkan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta minat belajar
matematika. Jika melihat karakteristik matematika, memang beberapa
materi seperti Metode Numerik ataupun program linear pemanfaatan media
komputer sangat perlu karena pada kasus-kasus yang lebih kompleks
perhitungan yang diilakukan manual sangat tidak efektif dan efisien.
Selain itu, keberadaan internet membuka
peluang besar bagi siswa untuk mendapatkan berbagai sumber belajar.
Bahkan saat ini situs-situs khusus yang dibangun untuk belajar
matematika online sangat banyak seperti http://www.tc.cornell.edu:80/edu/MathSciGateway, www.math.com, www.cut-the-knot.com, www.math.umd.edu, www.mathforum.org.
serta masih banyak lagi. Selain siswa dapat mendapatkan bahan ajar
gratis, beberapa situs juga dilengkapi dengan soal-soal latihan dan alat
peraga virtual yang dapat dimanfaatkan oleh siswa di manapun dan
kapanpun, siswa juga dapat berdiskusi baik real-time menggunakan fasilitas chatting ataupun non-real time menggunakan fasilitas email.
Beberapa keterbatasan alat peraga biasa juga bisa teratasi dengan pembelajaran e-learning,
bangun-bangun tiga dimensi yang tidak digambar manual dapat dengan
mudah direpresentasikan oleh program-program komputer sehingga siswa
dapat representasinya lebih nyata. Bukan hanya bagi siswa sekolah
menegah ke atas, pemanfaatan e-learning pada tingkatan sekolah dasar juga sudah banyak dilakukan di Negara-negara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang. Software-software yang
dibangun untuk melatih anak berpikir kritis, kreatif dan menemukan pola
sudah banyak diciptakan. Demikian pula situs-situs yang menyediakan
alat peraga maya bagi siswa sekolah dasar sudah cukup banyak.
Namun demikian, untuk dapat melaksanakan e-learning
dalam pendidikan matematika perlu diperhatikan beberapa hal
diantaranya, kelengkapan sarana prasarana penunjang serta sumberdaya
manusia yang mumpuni. Untuk pelaksanaan e-learning di sekolah,
mungkin saat ini kendala sarana prasarana tidak seberapa besar karena
adanya bantuan pemerintah dalam pengadaan infrastruktur teknologi di
sekolah melalui berbagai sumber dana seperti dana BOS. Namun demikian, e-learning
yang berbasis internet secara utuh masih tetap banyak kendala, karena
berdasarkan tingkat perekonomian dan pendidikan masyarakat Indonesia
masih sangat jauh dari dunia teknologi informasi berbasis internet hal
ini dikarenakan biaya yang masih relative mahal untuk menyediakan
sambungan internet di rumah-rumah.
Untuk dapat melaksanakan e-learning
dalam pembelajaran matematika selain diperlukan sarana prasarana yang
memadai, dibutuhkan pula sumber daya manusia yang siap dan berkualitas
untuk membangun system-nya. Setidaknya untuk dapat membuat suatu e-learning
yang berkualitas membutuhkan beberapa pakar sekaligus, yang pertama
jelas dibutuhkan pakar teknologinya sebagai pembuat programnya, yang
kedua dari sudut pandang didaktik dibutuhkan pakar pendidik matematika
yang menguasai materi matematika dan yang ketiga dibutuhkan pakar
pendidikan untuk dapat menyesuaikan program dari sudut pandang
paedagogiknya.
Menurut pendapat saya, e-learning adalah hal yang sangat esensial sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika. Pemanfaatan e-learning
yang tepat sesuai dengan kebutuhan tentu akan berdampak positif
terhadap hasil belajar matematika. Terlebih lagi untuk Negara Indonesia
sebagai Negara kepulauan, dengan pemanfaatan e-learning
kesenjangan mutu pendidikan dapat diminimalisir karena terdapatnya
kesempatan akses informasi yang luas serta bebas ruang dan waktu. Hanya
saja, yang perlu diperhatikan adalah selain kesiapan saran prasarana
serta sumber daya manusia, haruslah diingat bahwa teknologi tidak akan
pernah dapat menggantikan peran guru sebagai pendidik yang melibatkan
hubungan emosional antara guru dan siswa. Setiap program e-learning
yang hendak diterapkan haruslah mempunyai dasar tujuan yang jelas dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika agar lebih efektif dan
efisien bukan sebaliknya.
Sumber :
- Hartley, Darin (2001), Selling E-Learning, American Society for Training and Development
- Glossary of E-learning, LearFrame.com, 2001
- http://wwwe-learningtp0406.blogspot.com/2008/05/penerapan-e-learning-dalampembelajaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar