MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS MELALUI PERMAINAN PADA SISWA KELAS X SMKN 4 MALANG
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH
MUHAMMAD MUCHLISIN
DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
KOTA MALANG - JAWA TIMUR
TAHUN 2010
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (class Action Research) ini telah
dibaca, diulas dan dicermati kebenarannya, kemudian disyahkan sebgai
hasil karya dari:
Nama : Muhammad Muchlisin
Unit : SMKN 4 Malang
Judul : Meningkatkan Pemahaman dan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Melalui Permainan Pada Siswa Kelas X SMKN 4 MALANG
Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan mendapatkan Penetapan Angka Kredit Kenaikan Pangkat dalam jabatan fungsional guru.
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Kepala Sekolah
(…………………………….) (………………….)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iv
Abstrak v
Daftar Isi vi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KERANGKA TEORIA. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Hipotesis
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
F. Bahan Pembelajaran Melalui Permainan
G. Bentuk Permainan
H. Pemilihan Permainan
BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Definisi Pembelajaran
B. Definisi Kosa Kata
C. Manfaat Kosa Kata Komunikasi Bahasa Inggris
D. Jenis Kosa Kata
E. Pengajaran Bahan Melalui Permainan .
F. Bentuk Permainan yang Dapat Diterapkan .
G. Memilih Permainan .
A. Rancangan Penelitian
B. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
C. Teknik Analisis Data
D. Instrumen Pengumpulan data
E. Teknik Pengumpulan Data
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan rancangan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan Pemahaman dan Penguasaan Kosa
Kata Bahasa Inggris Melalui Permainan Pada Siswa Kelas X SMKN 4 Malang,
penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam pemenuhan
tugas akhir dari pelatihan Guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Model Kerjasama LPM- Universitas Negeri Malang dan Direktorat
Pembinaan SMK tahun 2010.
Dalam penyusunan rancangan Penelitian tindakan Kelas (class Action
Research) ini penulis banyak mendapatkan masukan dari instruktur dan
teman-teman sekelompok. Untuk itu terima kami haturkan ungkapan
terimakasih yang tulus kepada:
- Bpk. Prof Dr. Bambang B.W, M.Pd
- Semua rekan-rekan sekelompok, dan pihak lain yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini masih
jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak kami terima dengan terbuka.
Malang, 4 Desember 2010
Penulis
Malang, 4 Desember 2010
Penulis
ABSTRAK
“Meningkatkan Pemahaman dan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Melalui Permainan Pada Siswa Kelas X SMKN 4 Malang”
Fakta membuktikan bahwa guru merupakan salah satu penentu keberhasilan usaha peningkatan mutu pendidikan. Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan berakibat terhadap guru-guru termasuk yang mengampu pelajaran bahasa Inggris disekolah. Perubahan-perubahan yang menjadi akibat pembaharuan kurikulum, penggunaan media pembelajaran baru, metoda belajar dan proses belajar mengajar baru yang disarankan dalam kurikulum itu memerlukan penyesuaian yang up to date, baik dalam hal materi pengajaran, metode dan teknik mengajar, maupun sikap mengajaranya yang berbasis pada konstruktivisme dan behaviorisme.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (a) Bagaimana peningkatan
prestasi belajar mata pelajaran bahasa Inggris dengan diterapkannya
strategi pembelajaran model permainan? (b) Bagaimana pengaruh strategi
pembelajaran model permainan terhadap motivasi belajar mata pelajaran
bahasa Inggris?
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
penguasaan kosa kata dalam bhs.inggris siswa kelas X SMKN 4 Malang,
melalui cara belajar aktif dengan model permainan antara lain (a) untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap kosa kata dalam bahasa
Inggris pada siswa kelas X SMKN 4 Malang melalui model permainan bahasa
Inggris (b) untuk memperbaiki kosa kata siswa kelas X SMKN 4 Malang
melalui cara belajar aktif dan interaktif dengan model permainan (c)
untuk mengetahui output penguasaan siswa khususnya terhadap kosa kata
bahasa Inggris siswa kelas X SMKN 4 Malang melalui model permainan
Penelitian ini menggunakan tindakan kelas (Action Research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan,
kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini
adalah siswa SMKN 4 Malang. Data yang diperoleh berupa hasil tes
formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai IV yaitu, siklus I (25%), siklus II
(35%),siklus III (40%) dan siklus IV (45%)
Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran model permainan
dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa kelas X,
serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu
alternative pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan anak usia sekolah sangat suka dengan model-model permainan, hal ini sesuai dengan perkembangan anak yang pada dasarnya adalah suka dengan permainan. Sudah menjadi naluri bahwa anak-anak akan sangat tertarik dengan yang disebut permainan, dengan demikian bagaimana caranya menjadikan permainan yang disukai oleh anak anak itu menjadi suatu metode pembelajaran bahasa Inggris yang menarik dan menyenangkan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan anak usia sekolah sangat suka dengan model-model permainan, hal ini sesuai dengan perkembangan anak yang pada dasarnya adalah suka dengan permainan. Sudah menjadi naluri bahwa anak-anak akan sangat tertarik dengan yang disebut permainan, dengan demikian bagaimana caranya menjadikan permainan yang disukai oleh anak anak itu menjadi suatu metode pembelajaran bahasa Inggris yang menarik dan menyenangkan.
Menguasai Bahasa Inggris tampaknya sudah merupakan kebutuhan dan keharusan dewasa ini. Hal ini ditandai dengan menjamurnya Lembaga Ketrampilan Kerja (LPK), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan tempat-tempat kursus bahasa Inggris di berbagai daerah bahkan di banyak sekolah, terutama di kota-kota besar, bahasa Inggris diajarkan sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal.
Kalau diperhatikan, anak-anak usia sekolah kelas X SMKN 4 Malang masih suka bermain, maka, tidak ada salahnya kalau kegemaran bermain ini dimanfaatkan untuk menyampaikan materi ajar. Dengan demikian, mereka akan memperoleh pengalaman pembelajaran yang aktif,inofatif, kreatif, edukatif, dan menyenangkan (paikem) gembira dan berbobot (gembrot) dengan penuh kebermaknaan.
Salah satu cara untuk memenfaatkan kegemaran bermain ini ialah dengan
memberikan permainan misalnya permainan “Incomplate Definition dan I
Spy” mereka harus menggunakan keseimbangan otak, mengkaji gagasan dalam
berpikir, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah.
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarnya,
melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan
orang lain. Bukan cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni
menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya,
mencoba mempraktekan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut
pengetahuan.
Penguasaan kosa kata bahasa Inggris memiliki aspek beragam, diantaranya
dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan,
menyampaikan pesan, dan bentuk kata. Untuk itulah dalam mengungkap
permasalahan tersebut peneliti memilih judul ‘Meningkatkan Pemahaman
Kosa Kata Bahasa Inggris Melalui Permainan Pada Siswa Kelas X SMKN 4
Malang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
C. Hipotesis
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul ‘Meningkatkan Pemahaman Kosa Kata Bahasa Inggris Melalui Permainan Pada Siswa Kelas X SMKN 4 Malang yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap pemahaman dan penguasaan kosa kata bahasa Inggris siswa kelas X SMKN 4 Malang melalui model permainan.
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah tingkat penguasaan pemahaman kosa kata bahasa Inggris anak kelas X melalui cara belajar aktif model permainan?
- Bagaimanakah tingkat penguasan kosa kata bahasa Inggris anak kelas X diterapkannya model permaianan?
- Bagaimana tingkat penguasaan makna kosa kata bahasa Inggris anak kelas X melalui cara belajar aktif model permainan?
C. Hipotesis
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul ‘Meningkatkan Pemahaman Kosa Kata Bahasa Inggris Melalui Permainan Pada Siswa Kelas X SMKN 4 Malang yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
- Melalui permainan pemaahaman terhadap kosa kata siswa SMK kelas X menjadi meningkat
- Melalui permainan penguasaan terhadap kosa kata siswa SMK kelas X menjadi meningkat
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Dalam hal meningkatkan kemampuan siswa terhadap pemahaman dan penguasaan kosa kata bahasa Inggris anak kelas X SMKN 4 Malang, melalui permainan.2. Tujuan Khusus
- Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang penguasaan kosa kata dalam bahasa Inggris siswa kelas X SMKN 4 Malang
- Untuk memperbaiki kosa kata siswa kelas X SMKN 4 Malang melalui cara belajar aktif dan interaktif dengan model permainan
- Untuk mengetahui output penguasaan siswa khususnya terhadap kosa kata bahasa Inggris siswa kelas X SMKN 4 Malang melalui model permainan
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap pemahaman dan penguasaan kosa kata bahasa Inggris siswa kelas X SMKN 4 Malang melalui model permainan.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Definisi Pembelajaran
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena disamping berfungsi sebagai alat untuk menyatakat pikiran dan perasaan orang lain, sekaligus berfungsi sebagai alat untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Kemampuan berbahasa tidak hanya diperlukan oleh manusia yang sudah dewasa saja tetapi juga diperlukan bagi remaja dan anak-anak. Oleh karena itu untuk menguasai kemampuan berbahasa tersebut dapat diwujudkan oleh proses pembelajaran.
Berdasarkan penjabaran definisi dalam wikipedia, Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik.
Melihat hal yang demikian, peranan sekolah sebagai tempat untuk mendidik dan mengajar sangat diperlukan, selain pendidikan di lingkungan keluarga. Dari pendidikan di sekolah itulah siswa mulai belajar mengembangkan aspek kepribadiannya, dan kemampuan berbahasa yang disesuaikan dengan perkembangan mereka secara wajar dan alamiah. Kemampuan siswa dalam berbahasa dapat dibimbing dan dituntun oleh seorang guru yang tanpa disadari oleh siswa, bahwa mereka telah mendapat perbendaharaan kosakata baru.
Melihat hal yang demikian, peranan sekolah sebagai tempat untuk mendidik dan mengajar sangat diperlukan, selain pendidikan di lingkungan keluarga. Dari pendidikan di sekolah itulah siswa mulai belajar mengembangkan aspek kepribadiannya, dan kemampuan berbahasa yang disesuaikan dengan perkembangan mereka secara wajar dan alamiah. Kemampuan siswa dalam berbahasa dapat dibimbing dan dituntun oleh seorang guru yang tanpa disadari oleh siswa, bahwa mereka telah mendapat perbendaharaan kosakata baru.
Oleh sebab itu dalam menyampaikan bahan-bahan pengembangan guru dapat memilih salah satu atau gabungan metode yang sesuai dengan bahan pengembangan, kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa serta lingkungannya. Salah satu bentuk kegiatan adalah permainan atau games. Dengan suasana yang demikian tanpa disadari oleh siswa bahwa guru sedang menyampaikan materi yang telah disusun, tujuan yang telah ditetapkanpun dapat tercapai.
B. Defenisi Kosa Kata
Didalam kamus wikipedia, kosakata merupakan himpunan kata yang merupakan bagian dari sebuah bahasa dan memiliki makna tertentu. Dan himpunan kata yang bermakna ini digunakan sebagai media untuk mengekspresikan maksud hati dan gambaran terhadap suatu hal.
Sesorang akan mampu dan lancar berkomunikasi apabila perbendaharaan kata
yang dimilikinya dapat memenuhi kebutuhan untuk melakukan kegiatan
komunikasi tersebut. Dan kosakata merupakan syarat utama bagi seseorang
untuk bisa berkomunikasi.
C. Manfaat kosa kata dalam komunikasi bahasa inggris
Dalam pembelajaran bahasa inggris, kosakata sangatlah perlu dipahami dan dikuasai. Berikut ini adalah pentingnya perbendaharaan kata menurut kamus wikipedia:
D. Jenis Kosa Kata
Berkaitan dengan 4 kompetensi bahasa inggris, maka jenis kosakata terbagi atas:
Agar kosa kata bahasa Inggris diminati oleh siswa, sehingga menimbulkan minat pada siswa untuk senang berbahasa Inggris, dapat dikenalkan dan dikembangkan dengan metode atau teknik permainan. Teknik ini dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan metode tersebut akan mempermudah siswa untuk mengingat kosakata bahasa Inggris yang sederhana dan konkrit, sesuai dengan perkembangan siswa dan usia siswa. Dengan demikian akan mengembangkan sikap senang berbahasa, dengan melatihkan penggunaan bahasa yang komunikatif.
C. Manfaat kosa kata dalam komunikasi bahasa inggris
Dalam pembelajaran bahasa inggris, kosakata sangatlah perlu dipahami dan dikuasai. Berikut ini adalah pentingnya perbendaharaan kata menurut kamus wikipedia:
- Membantu dalam menyampaikan maksud hati atau berkomunikasi
- Jumlah perbendaharaan kata secara langsung berhubungan dengan kefasihan membaca
- Penilaian terhadap intelegensi seseorang dapat dinilai jumlah perbendaharaan kata yang dimiliki.
D. Jenis Kosa Kata
Berkaitan dengan 4 kompetensi bahasa inggris, maka jenis kosakata terbagi atas:
- Kosakata untuk membaca (reading)
- Kosakata untuk mendengar (listening)
- Kosakata untuk menulis (writing)
- Kosakata untuk berbicara (speaking)
Agar kosa kata bahasa Inggris diminati oleh siswa, sehingga menimbulkan minat pada siswa untuk senang berbahasa Inggris, dapat dikenalkan dan dikembangkan dengan metode atau teknik permainan. Teknik ini dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan metode tersebut akan mempermudah siswa untuk mengingat kosakata bahasa Inggris yang sederhana dan konkrit, sesuai dengan perkembangan siswa dan usia siswa. Dengan demikian akan mengembangkan sikap senang berbahasa, dengan melatihkan penggunaan bahasa yang komunikatif.
Secara perlahan-lahan disamping siswa dapat mengusai kosakata bahasa
Inggris siswa juga dapat memahami perintah, menerapkan dan
mengkomunikasikan isi perintah tersebut dengan benar. Dengan demikian
siswa tidak akan merasa terhambat dalam berkomunikasi yang disebabkan
terbatasnya kemampuan berbahasa.
D. Pengajaran Bahasa Melalui Permainan
Permainan dapat digunakan dalam pengembangan bahan ajar. Khususnya pada pengajaran grammar, ada beberapa jenis permainan yang bisa digunakan sehingga secara tidak sadar siswa sudah mempelajarai grammar secara menyenangkan.
D. Pengajaran Bahasa Melalui Permainan
Permainan dapat digunakan dalam pengembangan bahan ajar. Khususnya pada pengajaran grammar, ada beberapa jenis permainan yang bisa digunakan sehingga secara tidak sadar siswa sudah mempelajarai grammar secara menyenangkan.
Shelley Vernon menunjukkan bahwa permainan dapat membantu guru dalam mengajarkan grammar dengan beberapa alasan sbb:
E. Bahan Pembelajaran melalui permainan
Permainan adalah hal yang sangat menarik bagi siswa dalam proses pembelajaran khususnya bahasa Inggris, karena melalui permainan siswa dapat berinteraksi dengan aktif dan interaktif, sesuai dengan metode konstruktivistik yang sangat menguntungkan siswa dalam menerima pembelajaran. Dalam hal ini banyak sekali permainan untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap kosa kata bahasa Inggris, menurut WR. LEE dalam bukunya Language Teaching Games and Contest, yang diterbitkan pada tahun 1979 oleh Oxford University Press. Permainan yang dipilih adalah Incomplete Definitions pada halaman 41. Permainan ini berdasarkan silabus siswa smk kelas X kompetensi dasar 1.3 yaitu Mendeskripsikan benda-benda, orang, ciri-ciri, waktu, hari, bulan, dan tahun
- Arif Saricoban and Esen Metin, pengarang "Songs, Verse and Games for Teaching Grammar" menjelaskan bagaimana dan kenapa permainan dapat digunakan untuk mengajarkan grammar di kelas ESL, dimana permainan dan penyelesaian masalah mengarahkan siwa untuk terlibat dalam kegiatan yang komunikatif. Permainan tidak hanya menambah pengetahuan siswa tetapi juga membawa siswa untuk langsung kepada penggunaan bahasa inggris yang sebenarnya
- Permainan bermasfaat untuk melatih dan menghubungkan kosakata dan struktur secara intensif.
- Menurut Saricoban and Metin, penggunaan permainan adalah sebagai alat untuk meningkatkan kerjasama dan kompetisi diantara siswa dan juga guru
- Aydan Ersoz, pengarang “Six Games for the ESL/EFL Classroom" menjelaskan bahwa memberikan suasana yang menantang dan menyenangkan. Juga, permainan memberikan kegiatan yang bermakna sesuai dengan konteksnya.
(disadur dari “Teaching Grammar with Fun Learning Games) http://www.eslbase.com/articles/learning-games)
E. Bahan Pembelajaran melalui permainan
Permainan adalah hal yang sangat menarik bagi siswa dalam proses pembelajaran khususnya bahasa Inggris, karena melalui permainan siswa dapat berinteraksi dengan aktif dan interaktif, sesuai dengan metode konstruktivistik yang sangat menguntungkan siswa dalam menerima pembelajaran. Dalam hal ini banyak sekali permainan untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap kosa kata bahasa Inggris, menurut WR. LEE dalam bukunya Language Teaching Games and Contest, yang diterbitkan pada tahun 1979 oleh Oxford University Press. Permainan yang dipilih adalah Incomplete Definitions pada halaman 41. Permainan ini berdasarkan silabus siswa smk kelas X kompetensi dasar 1.3 yaitu Mendeskripsikan benda-benda, orang, ciri-ciri, waktu, hari, bulan, dan tahun
Pada permainan ini salah satu anggota mendeskripsikan sesuatu dan menantang seseorang dari team lain untuk menebak dan memberikan poin ekstra jika kata yang ditebak betul, tergantung pada apa yang dipilih untuk definisi dan juga tidak banyak memberi petunjuk. Sebagai contoh, seekor gajah dapat diartikan sebagai binatang yang besar yang tinggal di India dan Africa yang dapat membawa orang sebagus gajah tetapi tidak menyebutkan belalainya yang dapat membuat terlalu mudah untuk ditebak. Contoh lainnya adalah sebuah mebel yang berguna untuk menyimpan pakaian atau almari para siswa dapat mendeskripsikan sesuai dengan bentuk, warna, ukuran, bahan dan asal dari almari tersebut.
F. Pemilihan Permainan
Dalam penelitian ini permainan yang dipilih bukan asal permainan akan tetapi permainan yang sesuai dengan silabus, dan kompetensi dasar siswa dengan melihat indikatornya. Permainan tidak hanya dilakukan di dalam kelas akan tetapi dapat dilakukan di luar kelas misalkan dibawah pohon yang sejuk dan rindang untuk mengurangi efek jenuh siswa. Mereka bisa menggunakan objek yang ada disekitar mereka, sehingga kreasi akan muncul dengan kreatif. Selain tempat seluruh anggota kelas harus dilibatkan tidak ada anak malas dalam hal ini semua harus berpartisipasi. Untuk waktu harus ditentukan dulu oleh guru, sehingga jelas dan terakomodasi dengan baik. Untuk menyenangkan siswa guru harus memberikan reward atau hadiah kepada siswa, bisa dalam bentuk pujian atau benda pemberian.
G. Bentuk Permainan
Selain permainan Incomplete definition menurut WR. LEE ada bentuk lain permainan yang sangat menarik bagi siswa tentang mendeskripsikan suatu benda atau orang, permainan itu adalah dalam bentuk rima:
I Spy
With my little eye
Something beginning with B.
Siswa dapat membentuk 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang masing-masingnya, kemudian perwakilan dari kelompok tersebut maju kedepan untuk mendemonstrasikan permainan tersebut. Siswa tersebut mengatakan I spy with my little eye, something begining with B. Salah satu kelompok menebak benda tersebut, misal: Susan : (menjawab) The Blackboard? Kemudian siswa yang membuat tebakan tadi menjawab, No, not the blackboard, kelompok yang lain menjawab: A biscuit? Dan siswa tadi menjawab No, I can’t see a biscuit. Kemudian kelompok lain dengan aktif menjawab apakah: A Dick’s Ball? Kemudian siswa tersebut menjawab Yes that’s right, Dick’s Ball . Kemudian siswa yang betul menjawab tadi mendapat giliran untuk membuat tebakan seperti kreasi mereka sendiri, dengan langkah yang sama seperti diatas. Jika mereka tidak suka menggunakan kata spy mereka bisa menggunakan angka sebagai contoh:
What can I see?
Something in this room (or garden)
Beginning with.........
Dengan demikian mereka dapat belajar mendiskripsikan suatu benda melalui permainan, sehingga pembelajaran dapat menyenangkan dan menarik, tanpa siswa harus mendengarkan penjelasan atau ceramah guru yang berakibat tidak aktifnya siswa.
Dalam penelitian ini permainan yang dipilih bukan asal permainan akan tetapi permainan yang sesuai dengan silabus, dan kompetensi dasar siswa dengan melihat indikatornya. Permainan tidak hanya dilakukan di dalam kelas akan tetapi dapat dilakukan di luar kelas misalkan dibawah pohon yang sejuk dan rindang untuk mengurangi efek jenuh siswa. Mereka bisa menggunakan objek yang ada disekitar mereka, sehingga kreasi akan muncul dengan kreatif. Selain tempat seluruh anggota kelas harus dilibatkan tidak ada anak malas dalam hal ini semua harus berpartisipasi. Untuk waktu harus ditentukan dulu oleh guru, sehingga jelas dan terakomodasi dengan baik. Untuk menyenangkan siswa guru harus memberikan reward atau hadiah kepada siswa, bisa dalam bentuk pujian atau benda pemberian.
G. Bentuk Permainan
Selain permainan Incomplete definition menurut WR. LEE ada bentuk lain permainan yang sangat menarik bagi siswa tentang mendeskripsikan suatu benda atau orang, permainan itu adalah dalam bentuk rima:
I Spy
With my little eye
Something beginning with B.
Siswa dapat membentuk 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang masing-masingnya, kemudian perwakilan dari kelompok tersebut maju kedepan untuk mendemonstrasikan permainan tersebut. Siswa tersebut mengatakan I spy with my little eye, something begining with B. Salah satu kelompok menebak benda tersebut, misal: Susan : (menjawab) The Blackboard? Kemudian siswa yang membuat tebakan tadi menjawab, No, not the blackboard, kelompok yang lain menjawab: A biscuit? Dan siswa tadi menjawab No, I can’t see a biscuit. Kemudian kelompok lain dengan aktif menjawab apakah: A Dick’s Ball? Kemudian siswa tersebut menjawab Yes that’s right, Dick’s Ball . Kemudian siswa yang betul menjawab tadi mendapat giliran untuk membuat tebakan seperti kreasi mereka sendiri, dengan langkah yang sama seperti diatas. Jika mereka tidak suka menggunakan kata spy mereka bisa menggunakan angka sebagai contoh:
What can I see?
Something in this room (or garden)
Beginning with.........
Dengan demikian mereka dapat belajar mendiskripsikan suatu benda melalui permainan, sehingga pembelajaran dapat menyenangkan dan menarik, tanpa siswa harus mendengarkan penjelasan atau ceramah guru yang berakibat tidak aktifnya siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam kegiatan penelitian kali ini peneliti berkolaborasi dengan orang lain. Kehadiran peneliti dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan seperti biasa seperti tidak ada penelitian. Jadi siswa dibiarkan melakukan semua kegiatan seperti biasa. Salah satu dari peneliti akan melakukan tindakan dalam kelas dan beberapa orang lagi sebagai observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran dalam kelas.
Dalam kegiatan penelitian kali ini peneliti berkolaborasi dengan orang lain. Kehadiran peneliti dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan seperti biasa seperti tidak ada penelitian. Jadi siswa dibiarkan melakukan semua kegiatan seperti biasa. Salah satu dari peneliti akan melakukan tindakan dalam kelas dan beberapa orang lagi sebagai observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran dalam kelas.
Setyadin dan Wiyono (2010:5) menyimpulkan bahwa Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk tindakan praktik pengajaran yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok melalui sistim inquiri berdasarkan metodologi penelitian tertentu guna mencari pemecahan masalah dalam pembelajaran. Dengan demikian PTK ini sangat bermanfaat sekali bagi guru pengajar dalam mencari solusi terhadap setiap permasalah pengajaran yang dialami dan ditemukan, sehingga peningkatan mutu pendidikan akan tercapai.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah sebagai kegiatan yang digunakan untuk menjabarkan aktivitas dalam mengembangkan kurikulum, program peningkatan sekolah, pengembangan sistem perencanaan dan kebijakan (Grundy & Kemmis dalam Setyadin dan Wiyono, 2010:5). Hal ini berarti bahwa penelitian tindakan kelas bisa dijadikan sebagai salah satu kegiatan untuk mengembangkan standar isi kurikulum sehingga sesuai dengan kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis
dan Taggart (dalam Setyadin dan Wiyono, 2010:5), yaitu berbentuk spiral
dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya
adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan
yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap
penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
Jadi dapat disimpulkan bahwa racangan penelitian yang dipakai adalah qualitatif disain dengan teknik observasi.
- Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
- Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model permainan.
- Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
- Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilakssiswaan pada siklus berikutnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa racangan penelitian yang dipakai adalah qualitatif disain dengan teknik observasi.
B. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMKN 4 Malang
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari semester genap 2010/2011.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas X SMKN 4 Malang pada pemahaman dan penguasaan kosakata.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan cara belajar aktif model permainan, observasi aktivitas siswa dan guru angket motivasi siswa, dan tes formatif.
D. Instrumen Pengumpulan data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
E. Teknik Analisis Data
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan cara belajar aktif model permainan, observasi aktivitas siswa dan guru angket motivasi siswa, dan tes formatif.
D. Instrumen Pengumpulan data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.3. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika pada penguasaan kalimat perintah. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 45 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
2. Untuk ketuntasan belajarDengan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar (permendiknas nomor 25 tahun 2006), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA:
- Lee, WR. 1979. Language Teaching Games and Contest. Oxford University Press.
- Permendiknas nomor 25 tahun 2006. Kriteria Ketuntasan Minimal.
- Setyadin, Bambang & Wiyono Bambang (2010). Implementasi PTK bagi guru (Pelatihan Guru Bahasa inggris SMK Model tahun 2010 tanggal 09 desember s.d 6 Desember 2010) LPMP Universitas Negeri Malang. Malang
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Pembelajaran_dalam_dunia_pendidikan(3 Desember 2010)
- http://ms.wikipedia.org/wiki/Perbendaharaan_kata (3 Desember 2010)
- http://ilmuwanmuda.wordpress.com/2010/03/13/contoh-proposal-ptk-mata-pelajaran-kimia/
Terimakasih ,mohon dapat mempelajari karya tulis ini untuk menambah pengetahuan sebagai Guru di tingkat SLTA
BalasHapus