Pendidikan memiliki fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber
daya manusia yang akan menjadi aktor-aktor dalam menjalankan fungsi dari
berbagai bidang kehidupan.
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “manus” yang berarti “tangan”, berarti
menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang
diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada.
Secara teoritis, setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda
tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal
yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari
pemikiran-pemikiran ahli tentang defenisi manajemen kebanyakan
menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses mendayagunakan orang
dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Berikut ini merupakan defenisi manajemen dari beberapa ahli:
Pengertian Pendidikan
Berasal dari kata Yunani “educare” yang berarti membawa keluar yang tersimpan, untuk dituntut agar tumbuh dan berkembang.
Dan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah “tarbiyah”, berasal dari kata “raba-yarbu” yang berarti mengembang, tumbuh.
“Seperti satu benih yang menumbuhkan
tunas dan lembaganya, makin mengeras dan kokoh batangnya hingga
mengagumkan bagi banyak petani”.
Berikut ini merupakan defenisi pendidikan dari beberapa ahli:
Pengertian Manajemen Pendidikan
Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu lapangan dari
studi dan praktik yang terkait dengan organisasi pendidikan. Sehingga
diharapkan melalui kegiatan manajemen pendidikan tersebut, tujuan
pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Berikut ini merupakan defenisi manajemen pendidikan dari beberapa ahli:
Komponen dan sub komponen Manajemen Pendidikan
Secara umum manajemen pendidikan dijabarkan melalui beberapa komponen
berupa perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan,
kepemimpinan pendidikan, penggiatan atau pelaksanaan pendidikan,
pengendalian atau pengawasan pendidikan.
Redja Mudyahardjo dalam Filsafat Ilmu Pendidikan mengemukakan
manajemen pendidikan mencakup sub-sub komponen: (1) perencanaan; (2)
sistem pendidikan menurut tahap-tahap perkembangan (jenjang pendidikan)
dan aspek-aspek pengembangan (jenis pendidikan); (3) organisasi; (4)
administrasi; (5) keuangan; (6) pemasokan tenaga pendidikan; (7) sistem
evaluasi; dan (8) penelitian.
Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut :
- Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.
- Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
- Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya
- Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
- Relativitas nilai-nilai
Prinsip-prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan
praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan
nilai-nilai.
Tujuan dirumuskan dengan tepat sesuai dengan arah organisasi,
tuntutan zaman, dan nilai-nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi
dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi dan sasaran-sasaran. Ketiga
bentuk tujuan itu harus dirumuskan dalam satu kekuatan tim yang memiliki
komitmen terhadap kemajuan dan masa depan organisasi.
Drucker (1954) melalui MBO (management by objective)
memberikan gagasan prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu
pendekatan dalam perencanaan. Penerapan pada manajemen pendidikan adalah
bahwa kepala dinas memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan
fungsional dinas, dan lebih baik terapat stakeholders untuk merumuskan visi, misi dan objektif dinas pendidikan.
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa, orang tua siswa, masyarakat dan stakeholders duduk bersama membahas rencana strategis sekolah dengan mengembangkan tujuh langkah MBO yaitu:
- Menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai sekolah
- Menganalisis apakah hasil akhir itu berkaitan dengan tujuan sekolah
- Berunding menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan
- Menetapkan kegiatan apa yang tepat untuk mencapai sasaran
- Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mencapai sasaran
- Menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan
- Lakukan monitoring dan buat laporan.
Fungsi Manajemen Pendidikan
Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang
sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan
fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling.
Pada dunia pendidikan, istilah directing lebih tepat memakai istilah leading dengan perluasan facilitating, motivating, innovating.
Selanjutnya fungsi pengawasan dilaksanakan sebagai bagian dari
pelaksanaan manajerial. Pada level sekolah, pengawas lebih berperan
sebagai ”quality assurance” dengan tugas supervise debagai upaya pembinaan terhadap staf untuk memeprbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Referensi :
- Bush, Tony. 2003. Theories of Educational Leadership and Management. London: Sage Publications.
- Engkoswara dan Komariah, Aan. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
- Mudyahardjo, Redja. 2006. Filasafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
- Prayitno. 2008. Arah dan langkah pengembangan Fakultas/ Jurusan Kependidikan. Makalah: disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan dan Temu Karya Dekan FIP/FKIP BKS-PTN Wilayah Barat Indonesia.
- Rivai, Veithzal dan Murni, Silviana. 2008. Education Management.
- Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.
- Tasmara, Toto. 2006. Spiritual Centered Leadership. Jakarta: Gema Insani.
- Tilaar, H.A.R. 2006. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
- Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar