A. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat dimulai dengan rasa ingin tahu dan dengan rasa ragu-ragu.
Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa
yang belum diketahui. Karakteristik berfikir filsafat adalah sifat
menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas hanya mengenal ilmu dari segi
pandang ilmu itu sendiri, tapi ingin melihat hakikat ilmu dalam
konstelasi pengetahuan yang lainnya.
Dalam kehidupan manusia filsafat tidak terpisahkan, karena sejarahnya
yang panjang kebelakang zaman dan juga karena ajaran filsafat malahan
menjangkau masa depan umat manusia dalam bentuk-bentuk ideology.
Pembangunan dan pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa pun
bersumber pada inti sari ajaran filsafat. Oleh karena itu filsafat telah
menguasai kehidupan umat manusia, manjadi norma negara, menjadi
filsafat hidup suatu bangsa.
Filsafat adalah suatu lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia
yang amat luas (komprehensif). Filsafat menjangkau semua persoalan dalam
daya kemampuan pikir manusia. Filsafat mencoba mengerti, menganalisis,
menilai dan menyimpulkan semua persoalan-persoalan dalam jangkauan rasio
manusia, secara kritis, rasional dan mendalam. Kesimpulan-kesimpulan
filsafat manusia yang selalu cenderung memiliki watak subjektivitas.
Faktor inilah yang melahirkan aliran-aliran filsafat,
perbedaan-perbedaan dalam filsafat.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah diuraikan pengertian filsafat
tersebut. Filsafat berasal dari bahasa Yunani “ philosophos”. “Philos”
atau “philein” berarti “mencintai”, sedangkan “sophos” berarti “
kebijaksanaan “. Maka filsafat merupakan upaya manusia untuk memenuhi
hasratnya demi kecintaannya akan kebijaksanaan. Namun demikian,, kata
“kebijaksanaan” ternyata mempunyai arti yang bermacam-macam yang
mungkin berbeda satu dengan yang lainnya, satu pendapat mengartikan
kebijaksanaan dalam konteks luas, yaitu melibatkan kemampuan untuk
memperoleh pengertian tentang pengalaman hidup sebagai suatu
keseluruhan, penekanannya pada kemampuan untuk mewujudkan pengetahuan
itu dalam praktik kehidupan yang nyata. Ada yang mengartikan filsafat
dalam arti sempit yakni sebagai “pengetahuan” atau “pengertian” saja.
Defenisi Filsafat menurut beberapa ilmuwan :
- Plato : Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
- Aristoteles : Filsafat menyelidiki tentang sebab dan asas segala benda.
- Al Kindi : Filsafat merupakan kegiatan manusia yang bertingkat tinggi, merupakan pengetahuan dasar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia.
- Al Faraby : Filsafat merupakan ilmu [pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
- Ibnu Sina/ Avicenna : Filsafat dan metafisika sebagai suatu badan ilmu tidak terbagi. Fisika mengamati yang ada sejauh tidak bergerak. Metafisika memandang yang ada sejauh itu ada.
- Immanuel Kant : Filsafat itu pokok dan pangkal segala pengetahuan.
Dapat disimpulkan filsafat adalah ilmu pengetahuan hasil pemikiran
manusia dari seperangkat masalagh mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia sehingga diperoleh budi pekerti. Adapun tujuan berfilsafat
adalah untuk mencari kebenaran sesuatu baik dalam logika (kebenaran
berfikir), etika (berperilaku),mauun metafisika (hakikat keaslian).
Manfaat mempelajari Filsafat :
- Mendidik dan membangun diri.
- Memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan problem sehari-hari
- Memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dan akusentrisme.
- Latihan untuk berfikir sendiri
- Memberikan dasar-dasar baik untuk kehidupan pribadi maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Eksistensi suatu bangsa adalah eksis dengan ideology atau filsafat
hidupnya, maka demi kelangsungan eksistensi itu dilakukan pewarisan
nilai ideology itu kepada generasi selanjutnya. Jalan yang efektif
untuk itu hanya melalui pendidikan, kesadaran moral dan sikap mental
yang menjadi kriteria manusia ideal dalam system nilai suatu bangsa
bersumber pada ajaran filsafat yang dianut. Untuk menjamin supaya
pendidikan itu benar dan prosesnya efektif, maka dibutuhkan landasan
filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normativ dan pedoman
pelaksanaan pembinaan.
Menurut Hasan Langgulung, filsafat pendidikan merupakan teori atau
ideology pendidikan yang muncul dari sikap filsafat seorang pendidik
dari pengalaman-pengalaman dan pendidikan. Jadi, filsafat pendidikan
adalah ilmu pendidikan yang bersendikan filsafat atau filsafat yang
diterapkan dalam usaha pemikiran dan pemerahan mengenai masalah
pendidikan.
Pendidikan adalah pelaksanaan dari ide filsafat. Ide filsafat yang
memberi kepastian bagi nilai peranan pendidikan. Seorang filsuf Amerika,
Jhon Deway mengatakan bahwa filsafat itu adalah teori umum dari
pendidikan, landasan dari semua pikiran mengenai pendidikan.
C. PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA
Pancasila yang dibahas secara filosofis disini adalah Pancasila yang
butir-butirnya termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
tertulis dalam alinia ke empat. Dijelaskan bahwa Negara Indonesia
didasarkan atas Pancasila. Pernyataan tersebut menegaskan hubungan yang
erat antara eksistensi negara Indonesia dengan Pancasila. Lahir, tumbuh
dan berkembangnya negara Indonesia ditumpukan pada Pancasila sebagai
dasarnya. Secara filosofis ini dapat diinterpretasikan sebagai
pernyataan mengenai kedudukan Pancasila sebagai jati diri bangsa.
Melihat dari beragamnya kebudayaan yang terdapat dalam bangsa
Indonesia maka proses kesinambungan dari kehidupan bangsa merupakan
tantangan yang besar. Demi perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya
dituntut adanya rumusan yang jelas yang mampu berperan sebagai
pemersatu bangsa sehingga cirri khas bangsa Indonesia menjadi nyata.
Jadi, Pancasila mengarahkan seluruh kehidupan bersama bangsa,
pergaulannya dengan bangsa-bangsa lain dan seluruh perkembangan bangsa
Indonesia dari waktu kewaktu. Namun dengan diangkatnya Pancasila sebagai
jati diri bangsa Indonesia tidak berati bahwa Pancasila dengan
nilai-nilai yang termuat didalamnya sudah terumus dengan teliti dan
jelas, juga tidak berarti pancasila telah merupakan kenyataan didalm
kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila adalah pernyataan tentang jati diri bangsa Indonesia.
D. FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN DAN MANFAATNYA
Secara sederhana filsafat pendidikan ialah nilai dan
keyakinan-keyakinan filosofis yang menjiwai, mendasari dan memberikan
identitas (karakteristik) suatu system pendidikan. Artinya filsafat
pendidikan adalah jiwa, roh dan kepribadian system pendidikan nasional.
Sebagaimana dinyatakan dimuka, eksistensi suatu bangsa adalah
eksistensi dan ideology atau filsafat hidupnya, maka demi kelansungan
eksistensi itu ialah dengan mewariskan nilai-nilai ideology itu kepada
generasi selanjutnya. Adalah realita bahwa jalan dan proses yang efektif
untuk ini hanya melalui pendidikan. Setiap masyarakat, setiap bangsa
melaksanakan aktivitas pendidikan secara prinsipiil untuk membina
kesadaran nilai-nilai filosofis nasional bangsa itu, baru sesudah itu
untuk pendidikan aspek-aspek pengetahuan dan kecakapan-kecakapan lain.
Pendidikan sebagai suatu usaha membina dan mewariskan kebudayaan,
mengemban satu kewajiban yang luas dan menentukan prestasi suatu bangsa,
bahkan tingkat sosio-budayanya. Sehingga pendidikan bukanlah usaha dan
aktivitas spekulatif semata-mata. Pendidikan secara fundamental
didasarkan atas asas-asas filosofis dan uilmiah yang menjamin pencapaian
tujuan yakni meningkatkan perkembangan sosio-budaya bahkan martabat
bangsa, kewibawaan dan kejayaan negara.
Sedangkan filsafat pendidikan sesuai peranannya, merupakan landasan
filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan
pendidikan. Adapun hubungan fungsional antara filsafat dan teori
pendidikan dapat diuraikan :
- Analisa filsafat merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan. Aliran filsafat tertentu akan mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori-teori pendidikan yang dikembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut.
- Filsafat berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan ahlinya dapat mempunyai relavansi dengan kehidupan nyata.
- Filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau pedagogic.
E. MUATAN FILSAFAT DALAM PANCASILA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN
Dalam Filsafat Pancasila terdapat banyak nilai-nilai luhur yang
menjadi ciri khas dan perekat bangsa Indonesia. Filsafat yang terkandung
didalam pancasila harus disoroti dari titik tolak pandangan yang
holistic mengenai kenyataan kehidupan bangsa yang beranekaragam. Ini
menekankan pada semangat Bhineka Tunggal Ika, semangat ini diharapkan
mendasari seluruh kehidupan bangsa Indonesia. Yaitu adanya kesatuan
didalam keaneka ragaman yang ada.
Dari penjelasan itu dapat dinyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah
inti Filsafat Pancasila. Kerinduan bangsa Indonesia akan terwujudnya
kesatuan didalam pengalaman akan kepelbagaian tersebut merupakan
cerminan kerinduan umat manusia sepanjang zaman.
Menurut Drijarkara, 1980 Pancasila adalah inheren (melekat) kepada
eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan yang terntu pada
kongretnya. Sebab itu dengan memandang kodrat manusia “qua valis’
(sebagai manusia), kita juga akan sampai ke Pancasila.
Hal ini digambarkan melalui sila-sila dalam Pancasila. Notonagoro,
1984 dalam kaitannya menyebutkan “ kalau dilihat dari segi intisarinya,
urut-urutan lima sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkat
dalam luasnya isi, tiap-tiap sila yang lima sila dianggap maksud
demikian, maka diantara lima sila ada hubungannya yang mengikat yang
satu kpada yang lain, sehingga Pancasila merupakan satukesatuan yang
bulat.
Adapun hubungannya dengan pendidikan bahwa bagi bangsa Indonesia
keyakinan atau pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia
ialah Pancasila. Karenanya system pendidikan nasional wajarlah dijiwai,
didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila itu. Sistem pendidikan
nasional dan system filsafat pendidikan Pancasila adalah sub system
dari system negara Pancasila. Dengan kata lain system negara Pancasila
wajar tercermin dan dilaksanakan di dalam berbagai subsistem kehidupan
nasional bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Tegasnya tiada system pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan.
Jadi, jelas bahwa tidak mungkin system pendidikan nasional Pancasila
dijiwai dan didasari oleh system pendidikan yang lain, kecuali Filsafat
Pendidikan Pancasila.
KESIMPULAN
Filsafat adalah ratu ilmu pengetahuan (Queen of Knowledge) karena
filsafat dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan atau yang melahirkan
illmu pengetahuan. Artinya sebelum ada ilmu pengetahuan, filsafat
merupakan lapangan utama pemikiran dan penyelidikan manusia.
Kesimpulan – kesimpulan filsafat bersifat hakiki sehingga menyebabkan
kedudukan filsafat dianggap lebih tinggi dari ilmu pengetahuan yang
lain.
Oleh sebab itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, filsafat
menjadi acuan dalam melaksanakan pembangunan dan pedidikan. Ajaran
filsafat yang komprehensif lah yang telah menghantarkannya menduduki
status yangv tinggi dalam kehidupan kebudyaan manusia, yakni sebgai
ideology.
Bangsa dan negara Indonesia yang telah menyatakan bahwa ideology dan
jatidiri bangsa adalah Pancasila tentulah harus meryjuk segala system
dan tatanan kehidupan bangsa kepada Pancasila. Ini telah dibuktikan
dengan menuankannya dalam UUD 1945 dan secara perlahan mulai
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
REFERENSI
- Noor Syam, Moh, 1986. Filsafat Pendidikan dan dasar filsafat Kependidikan Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional
- Darma Putra, Eka, PH.D, 1988. Pancasila, Identitas dan Modernitas, Tinjauan Etis dan Budaya. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
- Poedjawisatria, 1997. Pembimbing kearah alam Filsafat. Jakarta : Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar