JAKARTA - Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla,
meminta Indonesia periksa Kotak Hitam pesawat Sukhoi Superjet 100 yang
jatuh di lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu 9 Mei lalu.
"Harus. Karena menyangkut kepentingan nasional bersama," kata JK, sapaan akrabnya, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu, (12/5/2012).
Pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak saat melakukan demonstrasi penerbangan di Gunung Salak. Sebanyak 45 orang ikut menumpang pesawat yang dikemudikan oleh pilot Aleksandr Yablontsev itu.
JK mengatakan antara Indonesia dan Rusia tentu ingin mengetahui kebenaran musabab Sukhoi yang tiba-tiba menghilang pada Rabu lalu. Namun, kata JK, meski Rusia menawarkan membantu mengevakuasi pesawat Sukhoi, tetap harus berada di bawah pimpinan Indonesia.
"Korban WNI, pesawatnya Rusia. Tentu masing-masing ingin melihat kebenarannya. (Musibah Sukhoi) merupakan kepentingan nasional juga kepentingan internasional," katanya.
"Harus. Karena menyangkut kepentingan nasional bersama," kata JK, sapaan akrabnya, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu, (12/5/2012).
Pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak saat melakukan demonstrasi penerbangan di Gunung Salak. Sebanyak 45 orang ikut menumpang pesawat yang dikemudikan oleh pilot Aleksandr Yablontsev itu.
JK mengatakan antara Indonesia dan Rusia tentu ingin mengetahui kebenaran musabab Sukhoi yang tiba-tiba menghilang pada Rabu lalu. Namun, kata JK, meski Rusia menawarkan membantu mengevakuasi pesawat Sukhoi, tetap harus berada di bawah pimpinan Indonesia.
"Korban WNI, pesawatnya Rusia. Tentu masing-masing ingin melihat kebenarannya. (Musibah Sukhoi) merupakan kepentingan nasional juga kepentingan internasional," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar