Antara Ulil Abshar Abdalla dan gerombolan liberal lainnya dengan
kelompok Freemason ada kesamaan tujuan dan cita-cita: Memasarkan doktrin
humanisme. Karenanya bagi mereka, atas nama kemanusiaan universal,
kelompok penoda Islam seperti Ahmadiyah pun harus dibiarkan, tak boleh
diganggu gugat.
*
Paham humanisme adalah doktrin pokok kelompok Freemason. Dalam khoms
qanun (lima kanun) yang dijadikan pegangan Freemason, humanisme adalah
asas terpenting. Doktrin halus humanisme menyatakan, pengabdian terhadap
kemanusiaan harus disertai dengan upaya membuang jauh-jauh sekat-sekat
agama. Humanisme menjadi cita-cita tertinggi kelompok Freemason dalam
memasarkan ide-idenya untuk tujuan merusak semua agama-agama, termasuk
Islam.
*
Jargon-jargon humanisme seolah bagus dan memikat, seperti persaudaraan
umat manusia, kemanusiaan universal, kecintaan terhadap prikemanusiaan,
persamaan, kasih sayang, toleransi, perdamaian, dan lain sebagainya.Bagi
kelompok Mason, sebuah tatanan dunia yang mengedepankan moralitas bisa
terwujud tanpa peran agama. Mereka menyebutnya sebagai ”moralitas tanpa
agama”. Bagi para pemuja humanisme, agama tak berhak mengatur urusan
moral, dan aturan moralitas bisa terbangun berdasarkan kesepakatan
manusia. Karena itu, tak ada yang bisa mengintervensi kehendak manusia
dalam bersikap dan berperilaku, termasuk negara dan bahkan Tuhan
sekalipun. Humanisme jelas mengabdi pada kemanusiaan.
*
Paham humanisme mengganggap manusia sebagai makhluk ”superior’ yang
berhak menentukan hak-haknya sendiri, termasuk dalam menentukan hukum
dalam kehidupan. Nilai-nilai kemanusiaan dalam doktrin Freemason menjadi
”superior” dibandingkan dengan ajaran-ajaran agama. Ajaran-ajaran dalam
agama, jika bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, maka harus
ditolak. Mereka yang mengusung paham humanisme menganggap tak ada hukum
Tuhan, yang ada adalah kodrat alam.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar